Ekonom Nilai Langkah Pemerintah Negosiasi Tarif AS Sudah Tepat, Namun Jangan Buru-Buru
IDXChannel - Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai langkah Pemerintah Indonesia untuk negosiasi tarif impor baru Amerika Serikat (AS) sudah tepat. Namun, pemerintah diharapkan melakukan pendekatan dengan hati-hati dan terukur.
"Indonesia ini bukan China yang dianggap musuh yang harus dijatuhkan oleh Amerika. Indonesia juga bukan Vietnam yang ekspornya 30 persen ke Amerika, sangat tergantung," kata Wijayanto dalam Market Review IDX Channel, Rabu (9/4/2025).
Wijayanto menekankan pentingnya kehati-hatian agar Indonesia tidak memberikan pintu terlalu lebar bagi produk dan kepentingan AS, yang berpotensi menimbulkan masalah baru dengan mitra dagang lainnya yang merasa dianaktirikan. Ia mengapresiasi langkah taktis merespons AS yang dibarengi dengan langkah strategis memperbaiki iklim usaha di Indonesia agar lebih kompetitif.
Terkait potensi respons positif dari pemerintah Trump, ia sependapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa tim ekonomi Donald Trump saat ini cenderung tidak lagi menggunakan ilmu ekonomi rasional dalam mengambil keputusan.
"Kita semua berusaha ya karena saya sepakat apa yang disampaikan Bu Sri Mulyani, rasanya dalam tim ekonomi Donald Trump itu ilmu ekonominya sudah tidak dipakai lagi. Jadi angka-angka yang mereka sampaikan, sudut pandang yang mereka ungkap, itu benar-benar tidak rasional," katanya.
Meskipun demikian, upaya negosiasi tetap perlu dilakukan, namun dengan sikap realistis. Wijayanto mencontohkan kegagalan India dan Vietnam dalam melobi AS meskipun telah melakukan berbagai upaya.
Menurut dia, Perdana Menteri India, Narendra Modi, datang langsung ke AS untuk menawarkan fasilitas lebih bagi industri Amerika. Namun, Trump tetap memberlakukan tarif kepada India. Begitu pula dengan dua mitra AS, yaitu Israel dan Vietnam.
“Vietnam kemarin membuka diri seperti itu, surrender tapi juga tidak ada jaminan dari Amerika, bahkan tim Trump mengatakan dia tidak akan meng-address yang disampaikan tim Vietnam," kata Wijayanto.
Oleh karena itu, Wijayanto menyimpulkan bahwa Indonesia perlu memiliki strategi yang lebih cerdas dan tidak terburu-buru dalam merespons kebijakan Trump yang cenderung agresif. Menurutnya, sikap menunggu dan terukur yang diambil Indonesia saat ini adalah langkah yang lebih menjanjikan.
(Febrina Ratna Iskana)