Diduga Jadi Korban Bullying, Santri Ini Dibakar Temannya hingga Luka Parah
KOLAKA UTARA - Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam Meeto, Desa Mattirobulu, Kecamatan Tiwu, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra), berinisial AMRM (13) yang jadi korban bullying oleh seniornya saat ini menjalani perawatan intensi di RSUD Djafar Harun.
Spesialis Dokter Bedah RSUD Djafar Harun Kolut, Andi Widiarsah mengatakan, korban menderita luka bakar 27 derajat 2A 2B. Bagian tubuhnya yang melepuh mulai dari leher bagian belakang hingga pinggang, tangan, perut sampai pangkal paha.
"Kondisi pasien saat ini stabil. Kemungkinan kedepannya yang kita takutkan adalah infeksi lukanya," terangnya ditemui di RS, Sabtu (12/4/2025).
Untuk mengurangi terjadinya risiko infeksi, pihak Rumah Sakit Djafar Harun Lasusua akan menyiapkan ruangan isolasi. Termasuk membatasi pembesuk agar risiko terinfeksi kuman minimal.
"Kita juga akan bekerja sama dengan dokter gizi untuk menyediakan nutrisinya, dan mempercepat penyembuhan lukanya. Termasuk pemberian antibiotik dan vitamin," tutupnya.
Bintang Timnas Indonesia Mees Hilgers Buka-bukaan Ungkap Sosok yang Membuatnya Jadi Bek Tangguh
Sementara itu, Kepala Ponpes Al Islam Meeto, Syamsuddin Ribi yang ditemui membantah jika santrinya jadi korban bullying. Kejadian tersebut dinilai sebuah kecelakan saat para santri bermain.
"Pelaku dan korban berteman. Tidak ada unsur bullying," imbuhnya.
Dikatakan, lokasi kejadian di belakang pondok, dekat sungai yang berjarak sekita 100 meter. Korban dan pelaku bersama sama keluar pekarangan ponpes dengan membawa gunting dan pertalite.
"Informasi yang kami terima mereka saling cukur. Pertalite yang mereka bawa merupakan sisa pertalite botolan yang digunakan bakar sampah," ujarnya.
Ditambahkan, pertalite dalam botol kaleng minuman kemasan itu digunakan membakar ranting di lokasi. Korban sempat kepercik bbm saat bermain hingga api menyukut badannya.
Saat terbakar, salah satu rekannya mengguling-guling tubuh korban ke rumput agar api bisa padam. Sementara salah satu pelaku yang tidak sengaja membakar korban disebut langsung kabur meninggalkan lokasi.
Api ditubuh korban dikatakan padam saat diguling rekannya ke tanah. Hal tersebut berbeda dari keterangan keluarga korban, yang menyebut korban menceburkan diri ke sungai yang tidak jauh dari lokasi.
"Terkait rambut dan alis yang juga dicukur rekannya jika memang faktanya ada unsur pemaksaan maka masuk kategori bullying. Tapi dari pengakuan teman-temannya, tidak ada paksaan," tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Kolut AKBP Ritman Todoan Agung Gultom mengungkapkan telah mengamankan dua pelaku yakni inisial H (12) dan AM (14). Keduanya santri asal Kecamatan Pakue Tengah.
"Keterangan yang kami peroleh, (pelaku) kemudian tidak sengaja dilemparkan (api) kepada korban yang menyebabkan kebakaran disekujur badan. Sementara dalam proses pemeriksaan," tutupnya.