Camilan Kenyal dari Buah Aren, Begini Proses Pembuatan Kolang-Kaling di Desa Deudeul, Tasikmalaya

Camilan Kenyal dari Buah Aren, Begini Proses Pembuatan Kolang-Kaling di Desa Deudeul, Tasikmalaya

Gaya Hidup | tuban.inews.id | Jum'at, 3 Januari 2025 - 18:10
share

TASIKMALAYA, iNewsTuban.d – Kolang-kaling, camilan kenyal berwarna putih transparan yang sering digunakan sebagai campuran dalam kolak atau minuman segar, ternyata memiliki proses pembuatan yang cukup rumit dan membutuhkan ketelitian. Buah ini berasal dari biji buah aren yang memerlukan beberapa tahap pengolahan untuk bisa dikonsumsi.

Di Kampung Sawahsitu, Desa Deudeul, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, seorang perajin kolang-kaling, Nurul Hakim, berbagi tentang proses pembuatan camilan ini.

“Prosesnya tidak sederhana. Pertama-tama, buah aren harus dipetik dari pohonnya, kemudian dipisahkan dari tangkainya. Namun, langkah ini harus dilakukan dengan hati-hati karena getah dari buah aren dapat menyebabkan gatal-gatal,” ujar Nurul, Kamis (3/1/2025).

Lanjut Nurul, setelah proses pemisahan, buah aren direbus selama kurang lebih satu jam di dalam drum besar. Perebusan ini bertujuan untuk menghilangkan getah yang menempel dan melunakkan kulit buah yang keras. Selanjutnya, buah aren dibelah untuk mengambil biji yang sudah mengeras di bagian dalamnya.

 

Proses pengambilan biji memerlukan alat sederhana seperti gagang sendok atau kail untuk mencungkil isi buah hingga keluar. Setelah biji berhasil diambil, langkah berikutnya adalah memipihkan biji agar menghasilkan tekstur kenyal khas kolang-kaling.

“Semua proses ini masih dilakukan secara manual dan tradisional. Setelah biji dipipihkan, kolang-kaling direndam selama beberapa hari. Perendaman ini penting untuk memastikan sisa getah benar-benar hilang sehingga aman untuk dikonsumsi,” ucap Nurul.

Meski prosesnya membutuhkan ketelatenan, hasil akhir berupa kolang-kaling yang segar dan berkualitas menjadi kebanggaan tersendiri bagi para perajin di Desa Deudeul. Produk ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan masyarakat setempat, tetapi juga mempertahankan tradisi lokal yang telah berlangsung turun-temurun.

Topik Menarik