Ayat Kursi (2): Allah Maha Hidup dan Terus Menerus Mengurus Makhluk-Nya

Ayat Kursi (2): Allah Maha Hidup dan Terus Menerus Mengurus Makhluk-Nya

Gaya Hidup | bekasi.inews.id | Jum'at, 24 Januari 2025 - 08:18
share

BEKASI, iNewsBekasi.id- Surat paling agung dalam Al-Qur’an adalah Surat Al-Fatihah. Karena di tujuh ayatnya, terdapat ayat-ayat yang mengulang-ulang pujian dan keagungan Allah Azza wa Jalla.

Begitu juga dalam Ayat Kursi, keagungan Allah dan lafadz Allah diulang-ulang dalam satu ayat. Ayat Kursi adalah Ayatul A’zham atau ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an yang berjumlah 6.236. Ayatul A’zham, salah satunya, asma Allah Al-Hayyul Qayyum.

Ayat Kursi adalah ayat agung karena di depannya ada Allaahu Laa-ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyuum. Al-Hayyu adalah Yang Maha Hidup, dan Muhyi adalah Yang Maha Menghidupkan. 

Selain itu, disebut Ayatullahi al-A’zham karena dimurnikan dari berbagai macam bentuk kesamaan dan kesetaraan, tidak ada yang hak disembah kecuali Allah.

Pada bagian ini, yang dibahas adalah makna kata dari Ayat Kursi tentang sifat Al-Hayyu (الْحَىُّ) yang berarti Maha Hidup, dan Al-Qayyuum (الْقَيُّومُ ۚ) yaitu sifat Allah Yang Maha Mengurusi Makhluk-Nya.

Al-Hayyu adalah lawan kata dari kematian. Allah memiliki kehidupan yang sempurna, tidak sirna, dan tidak berubah. Kehidupan Allah dibarengi sifat-sifat (muttasifun bish shifat) pengetahuan, kehendak, dan kekuasaan. 

Allah Maha Bekehendak terhadap semua makhluk-Nya, Maha Berkuasa, dan Menguasai makhluk-Nya. Kehidupan-Nya tidak terdapat kekurangan. Al-Hayyu adalah hidup kekal, yang memiliki seluruh maknan kehidupan yang sempurna berupa pendengaran, penglihatan, kemampuan, kehendak, dan sebagainya dari sifat-sifat fisik.

Al-Qayyuum adalah terus menerus mengurus dan menjaga makhluk-Nya. Allah terus menerus mengurus makhluk-Nya, termasuk di dalamnya segala macam bentuk sifat-sifat perbuatan. Allah sendiri mengurusnya, tidak butuh kepada bantuan seluruh makhluk-Nya. 

Allah mengurus segala makhluk, di mana Dia menciptakan mereka dalam mempertahankan keberadaan dan kelanggengan mereka. Allah Maha Hidup sekaligus mengurusi semua makhluk-Nya dengan kekuatan, kekuasaan, kehendak, kepemilikan, kasih sayang-Nya. 

Allah mengurusi semuanya. Bahkan di dunia ini, pertolongan pun harus seizin Allah karena pertolongan itu mutlak datang dari-Nya. Dzat yang mengatur segala sesuatu yang ada di kerajaan-Nya, baik yang di atas maupun yang di bawah bumi. Dzat yang mengatur setiap jiwa apa yang mereka perbuat.

Jika seseorang ingin hidup bergantung dan meyakini Allah SWT, maka buang semua energi negatif yang ada dalam diri. Lalu serahkan kepada Allah Yang Maha Hidup. Ditimpa musibah, bersabar karena Allah. Diberi jabatan, bersikap amanah karena Allah. Diberi cobaan, tawakkal kepada-Nya. 

Kalau diberi nikmat kesehatan, bersyukur dan manfaatkan untuk ibadah serta memberi manfaat kepada yang lain.
Yang paling penting dalam hidup ini adalah mendapat percikan Asma Allah Al-Hayyu sehingga kita hidup dengan ilmu Allah, hidup bersama kehendak Allah, dan hidup bersama kuasa Allah. 

Inilah kehidupan yang hidup bagi manusia. Jalanilah hidup dengan mendekat kepada Al-Hayyu. Bersandar dan bertawakkallah kepada-Nya karena Dia tidak pernah mati selamanya.

Mintalah kepada Allah yang Maha Kaya. Berharap kepada-Nya semata tidak akan berujung kekecewaan. Berbeda dengan menggantungkan harapan pada makhluk atau manusia, ujung-ujungnya bisa kecewa jika harapan tak terpenuhi. 

Bagaimana mungkin kita mengabdi kepada orang, padahal bukan dia yang memberikan kehidupan. Dalam hal jabatan, harta, karir, pertolongan, jangan sampai kita mengemis kepada makhluk.

Kemudian Al-Qayyuum. Allah terus menerus mengurusi makhluk dan ciptaan-Nya. Allah tidak meminta rezekimu tetapi Dia Yang Maha Pemberi rezeki. Makanya, dalam syariat qurban, Allah tidak meminta daging dan darah dari hewan qurban, yang Allah minta adalah taqwanya. Betapa ruginya orang yang menyembah tuhannya tetapi dia harus menyiapkan sesajian.

Qatadah mengatakan, maksud terus menerus mengurus makhluk-Nya adalah yang dapat mengurus segala sesuatu di bumi dan di langit. Alam jagad ini sudah diurus oleh Allah SWT. Namun kita yang kadang-kadang tidak yakin kepada Allah. Atau yakin tetapi setengah-setengah, beriman tetapi percaya kekuatan-kekuatan lain selain dari Allah.

Karenanya, orang yang dilanda masalah atau kegelisahan, sangat rawan tergelincir ke jalan batil. Misalnya, soal jodoh, belum punya anak, jabatan, rezeki, bisnis, dan lainnya, lebih cenderung mendekati setan dengan segala godaannya, dibandingkan pasrah dan mendekat kepada Allah.

Padahal Allah mengurusi segala-galanya. Betapa nikmatnya hidup ini jika kita yakin kepada Allah Al-Qayyuum. Lalu, apa yang membuat kita enggan meminta dan berharap kepada-Nya? Jangan mengandalkan diri bahwa kita mampu mendatangkan rezeki dengan usaha sendiri. Jangan anggap rezeki datang karena bekerja keras. 

Sungguh Allah Yang Maha Memberikan rezeki, Dia pula yang menahannya. Wallahu a’lam. (bersambung)
 

Topik Menarik