Aljazair Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Setop Serangan Israel di Rafah

Aljazair Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Setop Serangan Israel di Rafah

Berita Utama | inews | Rabu, 29 Mei 2024 - 14:35
share

NEW YORK, iNews.id Aljazair kembali mengusulkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB terkait dengan krisis Gaza. Kali ini, negara Afrika Utara itu dalam resolusinya menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan semua tawanan yang ditahan oleh Hamas.

Yang paling penting, resolusi itu juga memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangan militernya di Rafah. Gencarnya serangan militer zionis ke kota di selatan Jalur Gaza itu telah menyebabkan gugurnya puluhan hingga ratusan pengungsi Palestina sejak akhir pekan lalu.

Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama mengatakan, tujuan dari resolusi tersebut adalah untuk menghentikan pembunuhan di Rafah. Resolusi itu diajukan setelah 15 anggota Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan tertutup untuk membahas tentang situasi Gaza. Aljazair adalah anggota dewan tersebut untuk periode 20242025.

Rancangan naskah yang diusulkan Aljazair, yang telah dibaca oleh Reuters, menggunakan bahasa paling keras dari Dewan Keamanan. (DK PBB) ...memutuskan bahwa Israel, negara pendudukan, harus segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lainnya di Rafah, bunyi rancangan resolusi itu.

Laporan tersebut juga mengutip keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) atau Pengadilan Dunia pekan lalu yang juga memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangan militernya terhadap Rafah.

Para diplomat mengatakan, Dewan Keamanan PBB akan melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi yang diajukan Aljazair itu dalam beberapa hari mendatang.

Untuk mendapatkan pengesahan, sebuah rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB memerlukan setidaknya sembilan suara yang mendukung dan tanpa veto dari AS, Inggris, Prancis, Rusia, atau China. Namun sampai sejauh ini, AS selalu melindungi sekutunya, Israel, dengan memveto tiga rancangan resolusi DK PBB mengenai perang di Gaza.

Topik Menarik