Dunia Kacau Balau, Ekonomi Global Tahun Depan Diprediksi Masih Suram

Dunia Kacau Balau, Ekonomi Global Tahun Depan Diprediksi Masih Suram

Berita Utama | sindonews | Kamis, 3 Oktober 2024 - 16:33
share

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono memperkirakan pertumbuhan ekonomi global dua tahun mendatang atau periode 2025-2026 masih akan melambat. Proyeksinya makro ekonomi dunia berada di level 2,7 persen.

Pernyataan ini dilontarkan pria yang akrab disapa Tommy itu dalam gelaran Islamic Public Finance Role and Optimization, di Jakarta, Kamis (3/10/2024). Menurutnya, ketidakpastian situasi ekonomi global akan berlanjut dari 2024, 2025, dan 2026.

"Izinkan saya memulai dengan menyampaikan sorotan singkat mengenai situasi ekonomi global. Perkembangan ekonomi global 2024-2025 tetap tidak pasti dan menentu, dengan perkembangan lambat. Pertumbuhan ekonomi global tetap pada 2,6 persen di tahun 2024, sebelum kemudian naik 2,7 persen di tahun 2025-2026," ujarnya.

Baca Juga: Serangan Rudal Iran Bikin Wilayah Israel Ini seperti Gaza

Di sisi lain, ekonomi yang tumbuh diperkirakan cukup melambat dibandingkan dengan tahun 2023. Selain ketidakpastian situasi global dunia, saat ini juga terjadi dalamnya fragmentasi ekonomi dengan banyak konsekuensi negatif yang berdampak pada stabilisasi rantai pasok dan juga perdagangan ekonomi global.

"Dan ini merupakan situasi yang mengkhawatirkan dan bisa menjadi hal yang mengundurkan progres yang seharusnya kita dapatkan," paparnya.

Menurutnya, paradigma ekonomi islam dapat memberikan wawasan dan solusi yang sangat bermanfaat untuk tantangan-tantangan tersebut. Soal ini, Thomas belum merinci lebih jauh lagi.

"Forum ini akan mendiskusikan salah satu dimensi paling penting dalam ekonomi islam yaitu islamic public finance, seperti yang disampaikan dalam tema utama konferensi kita," beber dia.

Baca Juga:108 Negara Berpotensi Gagal Jadi Negara Maju, Indonesia Termasuk?

“Topik ini sangat relevan dan menarik memperimbangan tidak hanya berkembangannya komunitas muslim dan juga negara muslim di komunitas dunia, tapi juga tantangan yang dihadapi," jelas Thomas.

Topik Menarik