Sejarah Panjang SilverQueen, Coklat Asal Garut yang Mendunia
GARUT, iNewsbadung. id - Silver Queen adalah salah satu merek cokelat batangan terkenal di Indonesia.
Didirikan sejak tahun 1950, perusahaan ini beroperasi dibawah PT Petra Food yang juga mengelola Ceres dan Delfi. Silverqueen berasal dari Indonesia tepat nya di Garut, Jawa Barat.
Coklat ini namannya mendunia setelah Presiden Soekarno menunjuknya sebagai snack ringan Konfrensi Asia AfrikaAfrika pada tahun 1955.
Perusahaan ini tetap bertahan karena prinsipnya memanusiakan para karyawan. Meski dalam kondisi sulit, perusahaan ini tidak pernah melakukan PHK para karyawan. Kecuali mereka yang mencuri dan korupsi.
Silver Queen Awalnya diproduksi oleh NV Ceres yang berasal dari Garut yang dimiliki oleh orang Belanda, tapi kemudian berpindah tangan ke tangan pemuda asal Burma (Myanmar) bernama Ming Chee Chuang.
Ming Chee Chuang adalah pemuda asal Burma keturunan Tionghoa yang mendapat kesempatan untuk mengambil alih NV Ceres.
Dikutip iNewsbadung. Id dari awantoko, setelah berganti nama menjadi PT Perusahaan Industri Ceres, Ming Chee Chuang memulai perjalanan perusahaan, yang saat itu masih berlokasi di Garut, dengan memproduksi biskuit wafer Ritz pada tahun 1950-an.
Namun, sempat terjadi perselisihan karena nama merek biskuit tersebut diklaim oleh Nabisco Food, perusahaan asal Amerika. Pasalnya, merek Ritz sendiri sudah lebih dulu ada sejak tahun 1949 dan didirikan oleh orang Belanda.
Untuk memperjuangkan hak atas nama merek Ritz, PT Perusahaan Industri Ceres harus melewati berbagai usaha hingga akhirnya kembali berhasil menguasai hak atas nama tersebut.
Setelah itu, barulah PT Perusahaan Industri Ceres mulai melangkah menuju masa lahirnya cokelat SilverQueen.
Pada saat itu, Ming Chee Chuang memiliki ide untuk melakukan inovasi dengan mencampurkan kacang mede ke dalam cokelat yang dikemas dalam bentuk cokelat batangan.
Format bentuk kemasan inilah yang kemudian juga memberikan ciri khas untuk cokelat SilverQueen pada masa itu.
Namun, perjalanan SilverQueen untuk menjadi merek cokelat populer hingga saat ini bukannya tanpa halangan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Chuang pada masa itu adalah belum adanya teknologi yang dapat mencegah melelehnya cokelat saat dipajang di toko akibat iklim Indonesia yang panas.
Untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut, Chuang kemudian mencurahkan banyak waktu untuk mempelajari cara meningkatkan kualitas cokelatnya.
Salah satu usaha yang dilakukan Chuang adalah dengan mengunjungi pabrik cokelat CJ Van Houten di Belanda, untuk mempelajari cara dan teknologi modern demi bisa memproduksi cokelat batangan yang berkualitas tinggi dan tidak meleleh.
Singkat cerita, cokelat SilverQueen kemudian semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat. Ming Chee Chuang yang bertambah usia kemudian menyerahkan kepengurusan perusahaannya kepada kedua anaknya, John dan Joseph hingga akhirnya SilverQueen menjadi coklat yang mendunia hingga saat ini. ***