Bendera Putih Berkibar di Aceh, Simbol Duka dan Harapan di Tengah Bencana
ACEH – Situasi pascabencana banjir bandang dan longsor di Aceh menyisakan pilu. Kondisi yang belum sepenuhnya pulih membuat warga mengibarkan bendera putih sebagai simbol duka dan harapan.
Bendera putih tampak berkibar di sejumlah wilayah, seperti di Kecamatan Bandar Dua, Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Bendera putih terpasang di berbagai titik sepanjang jalan nasional menuju kawasan Pasar Bandar Dua.
Di antaranya diikat di pagar musala, pagar kantor camat, serta beberapa fasilitas umum lainnya sehingga mudah terlihat oleh warga dan pengguna jalan. Kain putih yang dikibarkan ini memiliki beragam makna. Sebagian warga menilai sebagai tanda duka, simbol kesedihan atas korban jiwa dan kerugian besar yang dialami masyarakat.
Namun, ada pula yang menafsirkan sebagai isyarat permintaan pertolongan, harapan agar bantuan dan perhatian segera datang ke wilayah terdampak bencana. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai maksud pemasangan bendera putih tersebut.
Meski bagi sebagian warga, kain putih ini menjadi simbol keprihatinan, duka, dan harapan di tengah cobaan besar yang dialami masyarakat Aceh.
“Kita mengalami bencana, kita kibarkan bendera putih itu untuk dapat perhatian supaya kita dapat bantuan yang mudah dan cepat, supaya saudara kita yang kena musibah cepat tertolong,” ujar warga Pidie Jaya, Abdul Jabar, Rabu 17 Desember 2025.
Bendera putih juga terlihat dipasang di sejumlah titik strategis lainnya, seperti jembatan dan pinggir jalan di wilayah Aceh Tamiang dan Kota Langsa. Pemandangan tersebut menjadi simbol protes sekaligus jeritan warga yang terdampak bencana berkepanjangan.
Sementara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku akan mengecek mengenai aksi warga Aceh yang mengibarkan bendera putih. “Saya belum tahu, saya cek dulu,” kata Tito di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.










