Benarkah Sekolah Swasta Bisa Mendapatkan Makan Siang Gratis? Ini Faktanya

Benarkah Sekolah Swasta Bisa Mendapatkan Makan Siang Gratis? Ini Faktanya

Berita Utama | cilacap.inews.id | Sabtu, 11 Januari 2025 - 06:50
share

CILACAP.iNewscilacap.id - Peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada awal tahun 2025 membawa angin segar bagi siswa dan keluarga di seluruh Indonesia.

Dengan anggaran Rp 10.000 per porsi, program ini dirancang untuk meningkatkan gizi anak-anak dan kelompok rentan.

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah siswa sekolah swasta juga berhak menerima manfaat program ini?

Cakupan Program MBG

Berdasarkan pernyataan dari juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komaruddin, program MBG mencakup seluruh siswa tanpa membedakan status sekolah. Artinya, siswa dari sekolah negeri, swasta, dan pesantren masuk dalam target penerima program.

“Semua sekolah, baik negeri, swasta, maupun pesantren, mendapatkan hak yang sama. Program ini bertujuan untuk menciptakan keadilan dalam pemenuhan gizi,” jelas Ujang.

Namun, pelaksanaan program dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, hanya 3 juta penerima manfaat yang dicakup, termasuk siswa dari sekolah swasta di wilayah tertentu.

Bagaimana Program Ini Berjalan?

Setiap siswa akan mendapatkan satu paket makan bergizi gratis per hari dengan jadwal berikut:

PAUD hingga kelas II SD: Pukul 08.00 pagi.

Kelas III hingga kelas VI SD: Pukul 09.30 pagi.

SMP dan SMA: Pukul 12.00 siang.

Makanan yang diberikan telah disesuaikan dengan kebutuhan gizi harian siswa dan mencakup:

Karbohidrat.

Protein (telur, ikan, atau daging).

Buah dan sayur.

Air mineral.

Menu makanan berbeda-beda di setiap daerah untuk memastikan ketersediaan bahan lokal dan keberagaman gizi.

Teknologi dalam Pelaksanaan

 

Pemerintah memanfaatkan teknologi digital untuk memastikan program ini berjalan efektif. Sistem absensi berbasis QR Code akan mencatat jumlah siswa yang hadir setiap hari. Informasi ini digunakan untuk menyesuaikan jumlah makanan yang dikirim ke sekolah.

“Setiap anak yang mengambil makanan akan di-scan. Data ini akan dikoneksikan dengan sistem nasional untuk memastikan transparansi,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana.

Tantangan di Lapangan

Meski terbuka untuk sekolah swasta, sejumlah pengamat menyoroti tantangan yang dihadapi, seperti:

Infrastruktur Belum Siap: Banyak sekolah swasta di wilayah terpencil belum memiliki fasilitas yang mendukung pelaksanaan program.

Data Siswa Belum Terintegrasi: Beberapa sekolah swasta belum mendaftarkan data siswa ke dalam sistem program MBG.

Ketidaksiapan Fasilitas Logistik: Distribusi makanan membutuhkan koordinasi yang matang antara pihak sekolah, pemerintah daerah, dan penyedia makanan.

Komitmen Pemerintah

Pemerintah menargetkan program ini akan mencakup 15 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. Dengan pendekatan bertahap, pemerintah berharap seluruh sekolah, termasuk swasta, dapat merasakan manfaat dari program ini.

Bagi sekolah swasta yang ingin berpartisipasi, pemerintah membuka peluang untuk bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional. Sekolah hanya perlu memastikan data siswa terintegrasi dalam sistem program.

Topik Menarik