Jokowi Ungkap Indonesia-Africa Forum 2024 Capai Kesepakatan Dagang Rp54,36 Triliun, Ini Daftarnya

Jokowi Ungkap Indonesia-Africa Forum 2024 Capai Kesepakatan Dagang Rp54,36 Triliun, Ini Daftarnya

Ekonomi | inews | Senin, 2 September 2024 - 12:11
share

NUSA DUA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa hasil dari Konferensi Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 tahun 2024 menciptakan kesepakatan dagang baru dari Indonesia ke Negara Afrika senilai 3,5 miliar dolar AS atau setara Rp54,36 triliun.

Kepala Negara menuturkan, jumlah kesepakatan dagang yang berhasil diraih pada tahun ini meningkat 6 kali lipat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi sebelumnya pada tahun 2018 silam.

"Hasil kemitraan Indonesia-Africa sejauh ini sangat nyata, membawa peningkatan besar volume perdagangan dan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan. Bahkan Indonesia-Africa Forum tahun ini telah mencatat kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 3,5 miliar dolar AS," kata Jokowi dalam pembukaan sidang HLF MSP & IAF 2024 Day 2, Senin (2/9/2024).

Adapun sejumlah pencapaian penting dari IAF 2024 mencakup penandatanganan sejumlah Nota Kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama strategis, yaitu pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dengan TANESCO Tanzania.

Selain itu, terdapat Master Agreement mengenai kerja sama transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dengan Atlantic Lifescience Ghana, dan Letter of Intent (LOI) antara PT Dirgantara Indonesia dengan AD Trade yang memfasilitasi pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal.

Jokowi menjelaskan, salah satu kunci untuk mempererat hubungan kerja sama dagang antar adalah dengan memperkuat solidaritas global. Menghindari konflik yang menjadi pemicu terjadinya hambatan rantai pasok.

"Solidaritas global perlu dihidupkan kembali untuk menghidupkan kerja sama selatan-selatan, untuk meningkatkan kerja sama utara-selatan, sehingga kita dapat saling melengkapi, saling bahu-membahu dalam menghadapi tantangan global," tuturnya.

Menurut Kepala Negara, saat ini negara-negara di dunia dihadapkan dengan masalah yang sama, yaitu kaitannya dengan perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran, inflasi, hingga ketegangan geopolitik. Hal tersebut yang menurutnya menjadi salah satu hambatan dalam meningkatkan kerja sama dagang antara negara.

"Kita semua hendak menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh tantangan, baik tantangan terkait perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik maupun ketegangan geopolitik yang menimbulkan banyak korban jiwa dan mengganggu rantai pasok global," ucap Jokowi.

"Namun disayangkan disaat seperti ini solidaritas internasional justru menurun, semangat multilateralisme justru dikesampingkan, dan fragmentasi melebar, dan negara berkembang yang terdampak, jutaan rakyat negara berkembang merasakan kesulitan," kata dia.

Topik Menarik