Deretan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan yang Siap Beroperasi, Ini Daftarnya

Deretan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan yang Siap Beroperasi, Ini Daftarnya

Ekonomi | inews | Sabtu, 5 Oktober 2024 - 14:45
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah terus menggenjot penambahan pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingat status Indonesia kaya akan potensi EBT.

Salah satu pembangunan yang tengah difokuskan adalah 
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede. PLTA yang memiliki daya hingga 110 MW.

Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra PLTA ini ini akan beropasi akhir tahun ini. Proyek ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan Interkoneksi Jawa-Bali.

Selain itu, kata Edwin, ada juga PLTS terapung hingga SPBU hidrogen yang dibangun demi mendukung energi baru terbarukan.

“Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di atas Waduk Singkarak 50 MW, dan Saguling 60 MW yang menggandeng mitra global tier 1 serta berhasil menghadirkan Green Hydrogen Plant Kamojang yang dibangun untuk menjadi pionir ekosistem hidrogen dari hulu hingga ke hilirnya Hydrogen Refueling Station atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen yang berlokasi di Senayan, Jakarta,” ujar dia di Jakarta, Sabtu (5/10/2024).

Tak cuma itu, PLN IP juga membangun pabrik Solar PV pertama dan terbesar di Indonesia. Pembangunan dilakukan bersama Top Tier Solar PV Manufacture, hal tersebut merupakan bentuk dukungan PLN IP terhadap program Accelerated Renewable Energy Development (ARED).

Edwin menjelaskan, untuk mendukung upaya transisi energi yang berkelanjutan, pihaknya selalu berkomitmen untuk menjalankan program penurunan emisi karbon, peningkatan efisiensi energi. Hal ini telah dibuktikan dengan penerbitan perdana Sertifikat Penurunan Emisi PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia (IDX Carbon). 

Selain itu, PLN IP juga menjalankan program cofiring sebagai green booster transisi energi yang memanfaatkan biomassa sebagai energi primer di PLTU. Hal ini dibuktikan dengan proyek Hijaunesia yang diawali dari tahun 2023.

Dimulai dari pengembangan proyek EBT pada 13 lokasi di Indonesia dengan membangun 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW yang dilaksanakan secara bundling untuk mengakselerasi proses. 

“PLTU Sintang sukses menerapkan firing 100 persen biomass dalam 24 jam secara kontinyu, 5 unit lain sudah uji coba 100 persen dan 15 unit lainnya sudah terimplementasi cofiring biomass. Selain itu, PLN Indonesia Power juga telah sukses uji coba cofiring green hidrogen natural gas di PLTDG Persanggaran dan selanjutnya melakukan uji cofiring green amonia di PLTU Labuan,” ujar Edwin.

Sementara itu, saat ini PLN Indonesia Power telah mencapai di tahap perusahaan yang berorientasi pada masa depan, hal ini terlihat dari manuver bisnis dan komitmen kuat dalam kembangkan energi bersih di Tanah Air. 

 “Pada usianya yang ke-29 tahun PLN Indonesia Power kini telah berhasil bergeser dari suatu perusahaan yang backward looking corporation menjadi forward looking corporation,” kata Darmawan.

Topik Menarik