Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat 42 Poin ke Rp15.584 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS pada perdagangan, Kamis (24/10/2024). Rupiah naik 42 poin atau 0,27 persen ke level Rp15.584 per dolar AS dari sebelumnya di Rp15.626 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, penguatan rupiah didorong sentimen eksternal seperti komentar terbaru dari pejabat Fed telah mengindikasikan bank sentral akan mengambil pendekatan bertahap untuk memangkas suku bunga.
"Beige Book bank sentral yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan aktivitas ekonomi sedikit berubah dari September hingga awal Oktober sementara perusahaan melihat peningkatan dalam perekrutan, melanjutkan tren baru-baru ini yang telah memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memutuskan pemotongan yang lebih kecil sebesar 25 basis poin pada pertemuan November," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (24/10/2024).
Sementara, pasar memperkirakan peluang 88,9 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan The Fed November, dengan peluang 11,1 persen bahwa bank sentral mempertahankan suku bunga tetap stabil.
Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan setidaknya 25 bps sebulan lalu, dengan peluang 53 persen untuk penurunan 50 bps.
Di AS, calon dari Partai Republik Donald Trump terlihat mengungguli Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan umum mendatang, yang akan berlangsung kurang dari dua minggu lagi. Namun, pasar masih memperkirakan persaingan yang sengit, yang membuat ketidakpastian tetap tinggi atas masa depan politik AS.
Sementara, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan pada hari Rabu bahwa bank sentral perlu berhati-hati ketika memutuskan penurunan suku bunga lebih lanjut dan mengambil isyarat dari data yang masuk.
Dari sentimen internal, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia akan stabil berada di level 2,3 persen hingga akhir tahun 2024. Dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024 yang diterbitkan IMF inflasi Indonesia di tahun 2025 diramal di level 2,5 persen.
Untuk tingkat inflasi global diproyeksikan mencapai 3,5 persen pada akhir tahun 2025, di bawah tingkat rata-rata 3,6 persen pada tahun 2000 dan 2019. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan akan tetap stabil pada 3,2 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ketidakpastian pasar keuangan global mereda didukung pelonggaran kebijakan moneter beberapa negara utama merespons tekanan inflasi yang melambat.
Adapun, Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,51 persen, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 1,84 persen yoy pada September 2024. Inflasi inti tercatat sebesar 2,09 persen yoy, sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 1,43 persen yoy.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.540-Rp15.600 per dolar AS.