Bahlil Ancam Hal Ini ke Perusahaan Migas yang Tak Segera Produksi
JAKARTA, iNews.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendesak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mempercepat proses Perencanaan Pengembangan Lapangan Migas atau Plant of Development (PoD) di Wilayah Kerja (WK) masing-masing. Hal ini untuk meningkatkan produksi minyak siap jual (lifting) di Indonesia.
Menurut Bahlil, terdapat 301 wilayah yang sudah dieksplorasi. Namun, kesemuanya belum memiliki plan of development (PoD).
"Kita akan memaksa untuk PoD. Kalau sampai dengan waktu yang ditentukan, mereka juga masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk kita melakukan tinjau. Dan, bisa-bisa kalau memang mereka tidak punya keseriusan, kita tawarkan kepada investor lain," ujar Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Ia mencontohkan, salah satunya Blok Masela yang saat ini memang sudah mulai proses tender. Jika telat hingga investasi lain masuk, ia tak segan-segan menggandengkan proyek tersebut.
"Itu kalau seandainya mereka lambat sudah ada investasi yang mau masuk mungkin bisa kita gandengkan dengan mereka," ucapnya.
Lebih lanjut, Bahlil juga menyoroti penggunaan teknologi untuk meningkatkan lifting minyak. Hal itu merujuk pada keberhasilan produksi minyak bumi yang digarap ExxonMobil.
"Informasi bagus adalah untuk ExxonMobil yang tadinya cuma diperkirakan kurang lebih sekitar 100.000 barrel per day. Kemudian kami masuk di bulan Agustus itu sudah mencapai 140.000 barrel per day. Hari ini dia sudah mencapai 163.000 barrel per day karena dia intervensi pakai teknologi dengan tata kelola yang baik," kata dia.
Untuk itu, eks Menteri Investasi itu berharap teknologi itu bisa dimanfaatkan perusahaan migas Tanah Air untuk menggenjot produksi.
"Mungkin model ini salah satu alternatif yang akan kita pakai untuk mendorong KKKS lain dalam rangka mendorong untuk meningkatkan produktivitasnya," tutur Bahlil.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bahlil mengaku bahwa peningkatan lifting migas ini merupakan salah satu mandat dari Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya.
Sebab, produksi minyak saat ini hanya 600.000 barel per hari. Padahal konsumsinya mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga Indonesia terpaksa mengimpor 1 juta barel per hari.
"Perintah Bapak Presiden Prabowo adalah memaksimalkan semua potensi yang kita miliki untuk meningkatkan lifting agar mengurangi impor. Itu perintahnya," ungkapnya.