Susul Sritex, 2 Pabrik Sepatu di Tangerang PHK Massal 3.500 Buruh

Susul Sritex, 2 Pabrik Sepatu di Tangerang PHK Massal 3.500 Buruh

Ekonomi | okezone | Jum'at, 7 Maret 2025 - 08:24
share

JAKARTA - 2 pabrik sepatu di Kabupaten Tangerang, Banten melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sebanyak 3.500 buruh.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengatakan, kedua pabrik sepatu tersebut adalah PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh.

“Saya sudah menerima laporan dari pimpinan SPSI tingkat perusahaan dan terus memantau perkembangan perundingan antara serikat pekerja dan manajemen perusahaan,” kata Andi Gani dalam keterangan resminya dikutip Jumat (7/3/2025).

1. PHK Massal

Andi Gani menilai sudah saatnya pemerintah bergerak cepat menangani masalah PHK yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Dia pun menyarankan agar pemerintah membentuk Satuan Tugas Khusus untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Menurutnya, Satgas perlu dibentuk dengan melibatkan lintas kementerian. Bukan tanpa alasan mengingat permasalahan PHK sendiri tidak hanya tanggungjawab Kementerian Ketenagakerjaan, tapi juga harus ditangani secara holistik oleh berbagai pihak.

2. Pastikan Hak Buruh Korban PHK

Andi Gani menyebut pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan para pimpinan serikat pekerja di dua perusahaan sepatu tersebut untuk memastikan hak-hak buruh yang terkena PHK bisa tetap dipenuhi. Selain itu, KSPSI juga berupaya untuk memberikan informasi mengenai peluang kerja di perusahaan lain.

“Beberapa perusahaan industri sepatu telah menyatakan kesiapan mereka untuk menerima anggota KSPSI yang terdampak PHK, mengingat mereka sudah berpengalaman dan memiliki produktivitas tinggi,” ujarnya.

 

3. Penyebab PHK Massal

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten Septo Kalnadi menambahkan, PHK dilakukan PT Adis Dimension Footwear terhadap 1.500 karyawan. Sementara PT Victory Ching Luh sedang dalam proses PHK terhadap 2.000 pekerja.

Dijelaskan Sapto, penurunan pesanan dari pemegang merek menjadi penyebab berkurangnya volume produksi yang pada akhirnya memaksa pabrik melakukan PHK massal. Dia juga menyebutkan bahwa salah satu perusahaan tersebut sebelumnya memasok sepatu untuk merek besar seperti Nike.

“Pesanan yang menurun membuat mereka tidak mendapatkan order, yang akhirnya memicu keputusan PHK,” pungkasnya.
 

Topik Menarik