Bursa Saham Asia Rontok Imbas Tarif Trump, Analis: Kerusakan Ekonomi akan Lebih Parah

Bursa Saham Asia Rontok Imbas Tarif Trump, Analis: Kerusakan Ekonomi akan Lebih Parah

Ekonomi | inews | Senin, 7 April 2025 - 05:49
share

HONG KONG, iNews.id - Bursa saham Asia rontok pada perdagangan awal pekan ini, Senin (7/4/2025). Kondisi ini memperparah tekanan global yang dipicu oleh perang dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan respons keras China terhadap penerapan kenaikan tarif.

Indeks acuan Nikkei Jepang turun lebih dari 8 tak lama setelah dibuka, dilansir dari CNN. Indeks TOPIX yang lebih luas tercatat turun lebih dari 6,5, setelah sempat pulih dari kerugian terparahnya.

Di China, Indeks Shanghai Composite terakhir diperdagangkan turun 6,7. Indeks saham unggulan CSI300 turun 7,5. Sementara di Hong Kong, indeks acuan Hang Seng dibuka lebih dari 9 lebih rendah.

Kospi Index Korea Selatan juga anjlok lebih dari 4,8, tak lama setelah pembukaan. Bahkan, perdagangan sempat dihentikan selama lima menit ketika circuit breaker yang dirancang untuk mencegah penjualan panik terpicu.

Indeks Taiex Taiwan juga anjlok lebih dari 9,7 setelah dibuka pada hari Senin. Menurut Kantor Berita Pusat Taiwan, hampir semua saham Taiwan, termasuk TSMC dan Foxconn, dua dari pusat ekspor paling terkenal di pulau itu, memicu circuit breaker Baik TSMC maupun Foxconn turun sekitar 10.

Di Australia, indeks acuan ASX 200 turun hingga 6,3 pada perdagangan pagi, sementara NZX 50 Selandia Baru turun hingga 3,5.

Pasar Asia mengikuti penurunan dua hari terburuk bagi saham Wall Street dalam lima tahun. Saham berjangka AS juga anjlok pada Minggu malam, setelah dua sesi aksi jual besar yang menghapus lebih dari 5,4 triliun dolar AS nilai pasar.

Saham AS anjlok tajam pada hari Jumat, setelah China membalas dengan keras dengan mengenakan tarif 34 untuk semua barang AS. Pembalasan China meningkatkan kekhawatiran perang dagang semakin memburuk, dipicu oleh ketegangan perdagangan yang terus berlanjut antara dua ekonomi terbesar di dunia itu.

Dalam artikel yang diterbitkan People's Daily, media resmi Partai Komunis China pada hari ini, menekankan bahwa negara tersebut memiliki kapasitas yang kuat untuk menahan tekanan dalam menghadapi intimidasi tarif AS.

"Menghadapi pukulan tarif Amerika Serikat yang sembarangan, kami tahu persis apa yang kami hadapi dan kami memiliki banyak tindakan balasan. Setelah delapan tahun perang dagang dengan AS, kami telah banyak pengalaman dalam perjuangan ini," kata partai itu.  

Kerusakan Ekonomi Lebih Parah

Pembalasan China terhadap penerapan tarif terbaru AS berdampak lebih luas daripada tindakan balasan sebelumnya. Respons China memicu gejolak pasar yang meluas.

Kepala strategi pasar di bank investasi Lazard, Ronald Temple, pada Senin mengatakan, negara-negara lain akan membalas tarif Trump dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Dampak kenaikan tarif impor oleh AS diprediksi semakin parah.

"Sebagai akibat dari kenaikan tarif yang besar ini, saya memperkirakan kerusakan ekonomi akan lebih parah daripada yang terjadi dalam eskalasi bertahap," katanya.

Investor global semakin khawatir menjelang penerapan kenaikan tarif besar-besaran oleh Trump. Sementara Trump pada Minggu malam mengatakan kepada wartawan di Air Force One, dia tidak sengaja menghancurkan pasar. Namun, dia juga menolak untuk memprediksi kondisi saham ke depan, yang menambah kekhawatiran investor.

"Apa yang akan terjadi dengan pasar? Saya tidak bisa memberi tahu Anda. Tetapi saya dapat memberi tahu Anda, negara kita telah menjadi jauh lebih kuat, dan akhirnya akan menjadi negara yang tidak seperti yang lain," kata Trump.

Topik Menarik