Polres Flores Timur Usut Dugaan Penjualan Logistik di Posko Pengungsian Ile Gerong

Polres Flores Timur Usut Dugaan Penjualan Logistik di Posko Pengungsian Ile Gerong

Terkini | flores.inews.id | Rabu, 8 Januari 2025 - 19:30
share

Flores Timur, iNewsFlores.id - Polres Flores Timur mulai melakukan pemeriksaan terhadap aparatur desa Ile Gerong terkait dugaan penyalahgunaan logistik di posko pengungsian korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Ile Gerong. 

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, dalam konferensi pers di aula Setda pada Rabu (8/1/2025), mengungkapkan bahwa pemeriksaan telah berlangsung selama dua hari terakhir. Proses tersebut melibatkan sejumlah saksi yang memiliki informasi terkait dugaan penyalahgunaan tersebut.

"Pertanyaan masyarakat mengenai penyalahgunaan bantuan logistik menjadi perhatian serius. Saya telah menyiapkan tim penyidik untuk memeriksa saksi-saksi yang terlibat, termasuk petugas yang bertanggung jawab di posko pengungsian dan aparatur desa," kata Nyoman Putra. 

Ia menambahkan, pemeriksaan terhadap distribusi bantuan juga melibatkan masyarakat yang mengetahui secara langsung kejadian tersebut.

Kapolres menegaskan bahwa distribusi bantuan logistik di setiap posko pengungsian telah dicatat dengan rapi dan terorganisir.

"Di setiap posko, jenis dan jumlah bantuan yang diterima, termasuk siapa yang menyumbangkan dan siapa yang menerima, semuanya terdokumentasi dengan baik," jelas Nyoman. 

Ia juga menjelaskan bahwa setiap bantuan logistik, baik berupa beras, sayur, maupun lauk, telah tercatat secara rinci. Bahkan, permintaan untuk setiap jadwal makan—pagi, siang, dan malam, didokumentasikan dengan detail.

Namun, masalah muncul di posko pengungsian Ile Gerong, yang mencampurkan pengungsi mandiri dengan pengungsi terpusat. Di posko ini, selain menggunakan fasilitas umum seperti sekolah, sejumlah pemukiman warga juga dijadikan tempat tinggal sementara bagi pengungsi mandiri.

"Pemukiman mandiri ini menjadi persoalan karena distribusi bantuan logistik sering tercampur, sehingga sulit terkontrol," tambahnya.

Meski demikian, Kapolres memastikan bahwa jika ditemukan pelanggaran hukum dalam proses distribusi atau pengelolaan bantuan, pihaknya tidak akan ragu untuk menegakkan hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Dugaan penyalahgunaan bantuan logistik untuk penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencuat di tengah kondisi pengungsi yang semakin memprihatinkan. Bantuan berupa beras dan telur ayam diduga dijual oleh oknum di Posko Desa Ile Gerong, Kecamatan Titehena, yang menjadi tempat penampungan bagi ratusan penyintas dari Desa Nawokote, Hokeng Jaya, dan Klatanlo.

Dugaan ini terungkap setelah salah seorang warga, Romeo (bukan nama sebenarnya), mengaku pernah ditawari beras bantuan seberat 50 kilogram dengan harga Rp450.000. "Saya tidak mau membelinya karena saya tahu bantuan untuk korban bencana tidak seharusnya diperjualbelikan," ujar Romeo pada Jumat, 3 Januari 2024.

Ironisnya, praktik penjualan ini terjadi ketika persediaan logistik di posko semakin menipis. Sejumlah penyintas mengaku hanya mampu mengonsumsi nasi tanpa lauk akibat minimnya bahan makanan yang tersisa.

Hasil penelusuran sejumlah pihak menyebutkan bahwa penjualan bantuan dilakukan secara diam-diam pada malam hari di salah satu rumah warga, tak jauh dari Posko Pengungsi di SDI Ile Gerong. Nama beberapa petugas posko mulai mencuat setelah insiden keributan yang terjadi pasca pesta minuman keras, di mana salah satu pihak dengan lantang menyebut keterlibatan seorang aparat dalam penjualan tersebut.

"Keributan itu membongkar segalanya. Ada yang teriak-teriak bilang Pak A menjual bantuan dan akan membongkar semua perilaku mereka," ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Seorang warga bahkan mengaku membeli dua papan telur ayam seharga Rp50.000, jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran di toko yang mencapai Rp65.000 per papan.

Dugaan ini memicu kritik keras dari berbagai pihak, yang menilai lemahnya pengawasan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur. Sejumlah warga menuntut agar BPBD segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini.

"BPBD jangan tinggal diam. Jika terbukti ada oknum yang menjual bantuan, maka proses hukum harus dilakukan," tegas Damianus warga pengungsi. 

Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, dikonfirmasi beberapa waktu lalu, menyatakan keterkejutannya atas informasi ini. Ia berjanji akan segera melakukan investigasi ke Posko Ile Gerong. 

"Sebentar saya cek. Terima kasih atas informasinya, kami akan segera turun langsung untuk menelusuri kebenarannya," ujar Fredy.

Topik Menarik