Unik! Umat Katolik Asal Sumba Kenakan Kain Tradisional Hadiri Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus di GBK

Unik! Umat Katolik Asal Sumba Kenakan Kain Tradisional Hadiri Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus di GBK

Gaya Hidup | inews | Kamis, 5 September 2024 - 16:03
share

JAKARTA, iNews.id - Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta sebagai lokasi Misa Akbar bersama Paus Fransiskus semakin ramai dihadiri umat Katolik dari berbagai provinsi, termasuk dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Tak biasa, beberapa umat Katolik dari Sumba bahkan terlihat hadiri Misa Akbar bersama Paus Fransiskus di GBK Jakarta mengenakan kain tradisional, seperti yang dilakukan Lidia Dungapoety dan Yohana Sam. 

Dua wanita itu bercerita pada iNews.id datang dari Keuskupan Weetebula, NTT. Mereka pun menjelaskan alasan pakai kain tradisional NTT di acara tersebut. 

"Ini kain adat Sumba. Ini identitas kami sebagai orang Sumba. Kami hadir dengan mempunyai pujian-pujian kreatifitas kami sebagai orang Sumba," kata Lidia, Kamis (5/9/2024). 

Dia menambahkan, "Kami menghargai dan menghormati Bapak Paus, sehingga kami pun hadir dengan pakaian adat Sumba." 

Kain yang dikenakan Lidia dan Yohana di Misa Akbar berasal dari Sumba Tengah dan Ende. Bahkan mereka yang berasal dari Tambolaka, Sumba Barat Daya, rela berbelanja kain sampai ke Larantuka, Flores, sebelum datang ke GBK Jakarta. 

Suasana Misa Akbar bersama Paus Fransiskus di GBK Jakatta, Kamis (5/9/2024). (Foto: iNews.id/Annastasya Rizqa)
Suasana Misa Akbar bersama Paus Fransiskus di GBK Jakatta, Kamis (5/9/2024). (Foto: iNews.id/Annastasya Rizqa)

"Ini kain dari Sumba Tengah dan Ende. Kemarin kami pergi ke Larantuka dan belanjanya di sana. Ini Ende punya di Danau Kelimutu," ungkap Yohana.

Di sisi lain, Lidia dan Yohana berharap dengan hadirnya di Misa Akbar bersama Paus Fransiskus mereka bisa membawa berkat dari Tuhan. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk negara Indonesia.

"Kami mengharapkan berkat dan rahmat kasih dari Tuhan yang dalam tangan Bapak Paus Fransiskus. Saya percaya, saya yakin, saya iman, saya aminkan kehadiran Bapak Paus di Republik Indonesia," ungkap Lidia. 

"Beliau hadir untuk memberkati bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia dengan seluruh masyarakat Indonesia," tambahnya.

Sementara itu, Lidia dan Yohana mengaku tak menemui kesulitan untuk datang ke Jakarta bertemu Paus Fransiskus, meski mereka harus menempuh perjalanan selama 12 jam dari Tambolaka.

"Puji Tuhan, tidak sulit. Artinya Tuhan menyiapkan segala sesuatu. Karena Tuhan memang mau percaya untuk kami hadir di tempat ini bersama bapak Paus Fransiskus," kata Lidia.

Topik Menarik