15 Contoh Teks Puisi Maulid Nabi Muhammad, Singkat Namun Menyentuh Hati
JAKARTA, iNews.id - Contoh teks puisi Maulid Nabi Muhammad berikut ini bisa jadi inspirasi. Umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia menggelar berbagai kegiatan keagamaan untuk merayakan hari besar Islam itu.
Menurut Kalender Hijriah yang dikeluarkan Kementerian Agama RI, Maulid Nabi 1446 H diperingati pada Senin, 16 September 2024. Artinya, tinggal menghitung hari kita akan tiba di hari kelahiran Nabi Muhammad.
Salah satu cara merayakan Maulid Nabi adalah membagikan puisi yang menyentuh hati. Ini bisa jadi inspirasi dan renungan bagi banyak orang mengenai perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2024), berikut contoh teks puisi Maulid Nabi Muhammad yang bisa dijadikan sebagai referensi.
Contoh Teks Puisi Maulid Nabi Muhammad
1. Rasulullah Menyuruh Kita
Karya: Taufik Ismail
Rasul menyuruh kita mencintai yatim piatu
Rasul sendiri waktu kecil tanpa ayah, tiada ibunda
Mencintai anak yatim piatu adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang miskin
Rasul sendiri tanpa harta, dia lelaki yang sungguh miskin
Mencintai orang miskin adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang lapar
Rasul sendiri ketat ikat pinggangnya, tak pernah longgar
Mencintai orang lapar adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai orang-orang tergilas
Rasul sendiri teladan ketegaran ketika ditindas
Mencintai orang tertindas adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita mencintai hewan, pohon dan lingkungan
Rasul sendiri lemah lembut pada kucing kesayangan
Mencintai satwa dan alam lingkungan adalah mencintai Rasul kita
Rasul menyuruh kita santun dalam beda pendapat
Rasul sendiri tidak marah bila beliau didebat
Santun dalam beda pendapat adalah mencintai Rasul kita
Kita cintai orang-orang lapar dan berkekurangan
Kita cintai orang-orang tertindas, dimanapun mereka
Kita cintai anak yatim dan piatu
Pada Rasulullah kita bersangatan cinta
Gemetar kami dalam zikir
Gagap kami menyanyikan shalawat
Tiada cukup butir tasbih
Tiada memada kosa kata
Dalam membalas cintanya
Secara sederhana
2. Maulid Nabi Muhammad SAW
Karya: Bayangan Cermin
Tabuh rebana
Mengalun indah seirama
Sholawat salam junjungan kami
Nabi Muhammad SAW
Sepenuh hati
Selawat ibu-ibu
Rancak rebana menggebu
Teriring lagu-lagu Islami syahdu
Terdengar sedari rumah
Merdu indah
Selatan masjid
Panggung pengajian megah
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw.
Selawat untuk beliau
Jamaah berduyun
Wahai umat
Hadir mari merapat
Rajin ibadah ucap selawat
Berharap syafaat
Nabi Muhammad SAW
Penuh kesantunan
Nabi akhir zaman
Suri tauladan memberi tuntunan
Mari pertebal iman
Jalankan kebaikan
3. Guru Agung
Karya: Lutfiatul Aeni
Ya Muhammad
Kehadiranmu
Laksana pelita saat malam tiba
Bagai bara kala dingin menyergap
Kau..................
Ibarat hujan di padang gersang
Seperti seteguk air ketika haus meradang
Pelipur lara saat duka tiba
Pengobat rindu sang kekasih
Kau.................
Seorang guru agung
Bagi kami yang dilanda bingung
Kau ajarkan arti kebenaran sejati
Ajaranmu benar adanya
Tauhidmu kekal dirasa
Terpatri kuat penuh tabah
Laailaha ilallah muhammadur rosulullah
Kau hantarkan ruh suci
Menuju kehadirat ilahi
Dalam nuansa surgawi
Kau hadir bersama kami
Ya Rasulullah
Dengan asa penuh pasrah
Aku bersimpuh dalam patuh
Mengharap syafaatmu penuh berkah
Tiada apa dapat kuberi
Dari sucinya nurani
Jantung di dada
Kuberi kau cinta...
4. Muhammad Nabiku
Karya: Hengki Kumayandi
Engkau penerang zaman
Saat gulita menyelimuti bumi
Saat huru-hara merajai hari
Saat kezaliman menyebar ke negeri-negeri
Engkau kabarkan pada kami
Tentang perintah-perintah untuk berbakti
Tentang keagungan-Nya Yang Maha Tinggi
Engkau perangi mereka yang memerangimu
dan engkau menghalangimu menyebar kabar
Hingga cahaya Islam mampu menyebar
Engkau rangkul mereka-mereka yang tersesat
Kau ajak menghadap-Nya untuk bertobat
Selawat untukmu
Salam untukmu
Nabi tercintaku
5. Ya Nabi Rasulullah
Karya: Nur Mei Elvina
Ya nabi ya Rasulullah
Panutan kami, akhir dari segala nabi
Kaulah surya penerang umat manusia
Kaulah purnama di tengah gulita
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yang tak kan pernah padam
Hingga akhir zaman
Ya nabiyallah,ya habiballah
Kau ciptakan kedamaian
Di tengah kekacauan dan kebodohan
Suara kejahiliyahan yg terdengar sumbang
Kau gantikan dengan nyanyian surga yang sungguh menentramkan
Ya nabi ya Rasulullah
Biarkan aku memujamu, memujimu
Kugoreskan namamu dihatiku
Kan kuperlihatkan kepadamu
Kala aku kan bersua denganmu
Di surga tuhanku,juga tuhanmu
6. Puisi tentang Rasulullah
oleh: Syekh al-Barzanji
Aduhai Nabi, Selamat dan Damailah Engkau
Aduhai Rasul, Salam dan Damailah Engkau
Aduhai kekasih, Selamat dan Damailah Engkau
Sejahteralaah engkau
Telah terbit purnama di tengah kita
Maka tenggelam semua purnama
Seperti cantikmu tak pernah kupandang
Aduhai wajah ceria
Engkaulah matahari
Engkaulh purnama
Engkau cahaya di atas cahaya
Engkau lampu di setiap hati
Aduhai kekasih, aduhai Muhammad
Aduhai pengantin rupawan
Aduhai yang kokoh, yang terpuji
Aduhai imam dua kiblat
7. Puisi tentang Kelahiran Rasulullah
oleh: al-Bushairi
Kelahiran sang Nabi merebakkan aroma-aroma yang menebarkan wangi
Aduhai, dikau, wewangian ketika mekar dan kuncup
Saat sang Nabi lahir, wajah-wajah Persia kusam-muram
Mereka melihat petaka datang mengancam
Aaliyah Massaid Nonton Konser Bruno Mars di Jakarta Tanpa Suami, Thariq Halilintar Kemana?
Ketika mentari menjelang malam
Singgasana Kisra hancur berantakan
Sekutu-sekutu mereka terbelah
Api unggun yang dituhankan padam legam
Sungai-sungai menjadi kering-kerontang
8. Puisi Sang Nabi
oleh: Majduddin al-Baghdadi
Berkat cahaya sang Nabi
Dunia berpendar cahaya
Di bawah sinar itu
Semua pulang dan pergi
Tuhan menciptakannya
Sebagai sang pembawa Kasih
Manusia di bumi menari-nari
Keagungan Muhammad telah tercipta sebelum Adam
Nama-namanya tertulis di singgasana Tuhan
Sebelum ditulis dalam kitab-kitab suci
9. Puisi Maulid Nabi Al-Mustafa
oleh: an-Nabhani
Al-Mustafa telah datang, telah datang
Ialah sang nabi dan utusan Tuhan
Para nabi telah sampaikan kabar gembira itu
Tuhan mengutusnya untuk seluruh manusia
Meski lahir akhir, dialah yang pertama
Tuhan menyebut dia bagai matahari
Makkah, tempat dia lahir,
memancarkan cahaya
ke seluruh bumi manusia
Dunia berpendar cahaya
Andai dia tak lahir
Bumi tak mungkin bersinar terang
10. Puisi Maulid Nabi
Oleh: Ahmad Syauqi Beik
Telah lahir Sang Pembawa Lentera
Alam raya pun berpendar cahaya
Zaman tak henti-hentinya menebar senyum
Dan puja-puji dan kekaguman kepadanya
Jibril dan para malaikat mengelilinginya
Dunia hari ini dan masa depan kemanusiaan bersuka-cita
Singgasana Kerajaan Tuhan ('Arsy) berdiri begitu megah
Puncak alam semesta (Sidratul-Muntaha)
Mutiara memancarkan cahaya bening, bernyanyi riang
11. Rasulullah Nabiyallah
Oleh: Any Adhista
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hari kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa mulia akhlakmu
Bagai cahaya kemuliaan al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama
Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlakmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam
Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlakmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami
Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami
Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya..
Tangisku di Bulan Rabiul Awal
Ya Nabi Salam Alaika
Aku menangis ketika membaca cerita
Engkau berdakwah di tengah siksa
Di saat kaum Quraisy menebar keji merajalela
12. Bila Saatnya Tiba
Oleh: Rista Rezha Astriawan
Bila saatnya tiba...
Kami ingin menutup mata
Mengenang tawa
Dan semua yang berbau senja
Ya...Muhammad
Bila saatnya tiba....
Jangan kau tinggalkan kami dalam gulita
Ajari kami mengeja doa
Agar dapat kami raih pintu surga
Bila saatnya tiba....
Angin malam berhembus
Mencoba tuk rasakan semilirnya kehadiranmu
Yang menerangi kami
Bagai cahaya yang terang dan suci
Bila saatnya tiba....
Ingin kami mengikuti jejakmu
Di ruang yang tak terbatas
Kau tuntun kami menuju kehadirat
Ya illahi ya rabbi...
13. Maulid Nabi
Oleh: Muth'ah Ahmad
Gelapnya malam yang begitu mencekam
Seakan membuat lentera menjadi padam
Hati yang tidak karuan..
Ingin sekali mendapati sebuah siraman
Siraman rohani....
Membuat hati ini menjadi suci
Bagaikan gelas guci...
Yang penuh dengan intan yang murni
Perbedaan adalah suatu rahmat
Di balik itu terdapat beribu nikmat
Tanpa mengedepankan sikap sok taat
Dengan hujaah yang diplomat
Maulid Nabi Muhammad...
Adalah merupakan implementasi kemantapan i'tiqad
Atas diberikannya limpahan rahmat
Bukannya kok dianggap sesat...
14. Rabiul Awal Telah Tiba
Oleh: Ozy V. Alandika
Rabiul awal telah tiba
Sejenak hatiku gemetar membaca kisah yang telah dijanjikan
Sungguh hari yang bahagia
Di mana orang-orang seakan mati rasa
Entah ingin menangis entah bahagia
Keduanya terbalut bersama shalawat atas Rasul-Nya
Rabiul awal telah tiba
Mengajak kita untuk mengingat kisah
Tentang pasukan Abrahah yang tumbang oleh burung dan ulat
Tentang riwayat akhir dari Persia; empat belas balkon istana Kisra sirna
Tentang padamnya api kaum Majusi
Juga tentang runtuhnya gereja Buhairah
Rabiul awal telah tiba
Kelahiran Muhammad bertabur cahaya
Menjadi pertanda bahwa Syam akan segera cerah
Menggantikan kejayaan Romawi pada zamannya
Rabiul awal telah tiba
Sudah sangat jauh dari 571 Masehi
Aku tidak pernah sekali pun melihat Nabi
Aku hanya tahu dari Sirah Nabawi
Juga firman Ilahi
Sungguh malu aku hari ini
Padahal Muhammad akan menolong di Hari Akhir Nanti
Sedangkan bibirku masih sedikit berucap shalawat
Duhai Nabiku; aku sungguh mencintaimu
15. Simbol Maulid
Oleh: Etta Adil
Satu ember unik tergelar di hadapan
Ada banyak telur di warna merah menghiasinya
Di dalamnya ada beras ketan, ayam goreng, dan rupa-rupa lauk pauk
Simbol khas yang disatukan dalam upacara adat
Ini adalah perayaan Maulid Nabi
Perayaan tentang sosok manusia maha mulia
Sosok al-Amin yang diberi tugas kenabian untuk seluruh umat manusia
Tak pernah ada cacat cela dalam hidupnya.
Sejarah hidupnya adalah keteladanan
Shalawat dan salam untuknya selalu
Aku tak tahu, mengapa ayam selalu menjadi simbol budaya
Dari upacara adat kelahiran sampai kematian.
Dan bahkan kini, Maulid yang kita sebut perayaan agama juga dimasuki simbol budaya
Ataukah ini asimilasi dalam sejarah masuknya Islam
Ataukah jejak kekayaan berpikir dalam mengatasi persoalan adat dan agama
Dan ingatkah kita, betapa simbol adat menjadi pemicu konflik dan perang dua kerajaan adikuasa.
Lewat massaung manu', sabung ayam antara MangkauE ri Bone dan Sombayya ri Gowa, antara Manu Bakkana Bone dengan Jangang Ejana Gowa
Sejarah pada akhirnya harus menjadi cermin dan pelajaran
Budaya dalam perjalanan sejarah pada akhirnya harus menjadi tempat menimba kebijaksanaan
Sebagaimana sejarah nabi mewariskan keteladanan,
Sejarah daerah juga selayaknya mewariskan kearifan lokal dalam berpikir dan bertindak
Demikian ulasan mengenai contoh teks puisi Maulid Nabi Muhammad. Semoga bermanfaat!