Liam Payne Tunjukkan Perilaku Aneh sebelum Meninggal, Buat Tamu Hotel Terganggu
Seorang saksi mata mengatakan bahwa Liam Payne menunjukkan perilaku aneh sebelum meninggal dunia karena terjauh dari balkon lantai tiga. Liam diduga membuat pernyataan yang mengganggu tamu Hotel CasaSur di Buenos Aires, Argentina, tempatnya menginap.
Menurut Daily Mail, saksi mata bernama Rebecca mengaku menginap di hotel yang sama dengan Liam Payne pada Rabu, 16 Oktober 2024. Ia juga menjadi orang terakhir yang melihat mantan One Direction itu dalam keadaan hidup.
"'Dulu aku pernah jadi anggota boy band. Itu sebabnya aku jadi kacau'," kata Payne kepada Rebecca di lobi hotel dilansir dari New York Post, Minggu (20/10/2024).
Rebecca yang menginap di hotel tersebut untuk menghadiri pernikahan juga mengungkap sederet perilaku aneh penyanyi 31 tahun itu lainnya sebelum meninggal dunia.
Ia mengklaim Payne dijadwalkan keluar dari Hotel CasaSur pada Rabu, 16 Oktober 2024 pagi tetapi masih berkeliaran di lobi hingga sore hari.
"Salah seorang teman saya akan mendapatkan kamarnya, jadi staf hotel agak gelisah karena dia masih belum check out pada pukul 16.30, tetapi juga karena perilakunya," jelas Rebecca kepada Daily Mail.
"Saya datang ke hotel, dan dia sedang menunggu di dekat lift, dan jelas sekali dia ingin seseorang mengenalinya, ada sesuatu yang sedikit putus asa tentang dirinya," sambungnya.
Rebecca menyebut, ia dan teman-temannya mengenalinya tetapi tidak terganggu dengan kehadiran bintang tersebut. "Ketika lift datang, dia tiba-tiba berkata kepada kami tanpa diminta, 'Ya, saya Liam!', dengan sangat pelan, lalu berkata, 'Baiklah, ayo, kalian semua, masuklah ke dalam lift bersamaku, saya suka berpelukan'," ungkap Rebecca.
Meski mendapat ajakan dari sang bintang, Rebecca memutuskan untuk tidak naik lift dan memilih untuk menunggu lift berikutnya. Namun, beberapa wanita ikut masuk bersamanya dan di tengah jalan, Payne kembali mengatakan hal aneh.
"'Oh, kalian orang Amerika. Saya tinggal di West Palm Beach'. 'Saya tahu orang Amerika. Kalian benar-benar gila. Kalian benar-benar berbahaya'," ucap Payne kepada wanita di dalam lift.
"Lalu dia menarik seorang gadis yang kukira bersamanya dan mulai berpura-pura mencekiknya dengan pelan. Tapi yang lain menganggapnya sangat mengganggu," tambahnya.
Rebecca menuturkan bahwa 10 menit setelah interaksi awalnya dengan Payne, ia kembali ke lobi. Di mana ia mendapati ayah satu anak tersebut sedang bersantai sambil membaca sesuatu di laptopnya.
Ia kemudian menduga bahwa Payne mungkin melihat email yang membuatnya kesal, sehingga panik. "Tiba-tiba dia mengambil laptop, berteriak, 'Persetan dengan ini, kawan!' dan mulai membanting laptop itu ke lantai," papar Rebecca.
Rebecca mengklaim bahwa ledakan amarah Payne mengejutkan semua orang di hotel mewah itu, terutama para staf. Seperti diberitakan sebelumnya, Payne jatuh dari balkon lantai tiga kamar hotelnya hingga meninggal dunia di tempat. Ia diduga dalam pengaruh narkoba dan alkohol.