Psikolog Ungkap Relationship dan Finansial Picu Masalah Mental Generasi Muda

Psikolog Ungkap Relationship dan Finansial Picu Masalah Mental Generasi Muda

Gaya Hidup | inews | Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:30
share

JAKARTA, iNews.id - Generasi muda tidak luput dari masalah mental. Bahkan, kelompok ini punya kecenderungan lebih peka terhadap masalah mental, dan berani mencari pertolongan profesional. 

Masalah mental yang dihadapi generasi muda saat ini beragam, mulai dari panic attack hingga psikosomatik. Beberapa di antaranya bahkan mengalami gangguan yang lebih serius, seperti depresi berkepanjangan. 

Psikolog Offie Dwi Natalia menerangkan bahwa setidaknya ada dua faktor penyebab paling umum yang memicu masalah mental pada generasi muda. 

Workshop Dukung Kesehatan Mental melalui Seni dan Teknologi bersama Google Indonesia, Rabu (31/10/2024). (Foto: Muhammad Sukardi)

"Relationship dan finansial, dua hal ini yang paling banyak dikeluhkan generasi muda sebagai penyebab masalah mental mereka," ungkap Offie di acara Workshop Dukung Kesehatan Mental melalui Seni dan Teknologi bersama Google Indonesia, Rabu (31/10/2024). 

Dua hal itu dialami mulai dari kelompok anak sekolah menengah atas (SMA), kuliah, bahkan pekerja muda. Gegara relationship dan finansial, banyak dari mereka yang mengalami masalah mental. 

Perlu dipahami bahwa seseorang dikategorikan mengalami gangguan mental itu harus dengan asesmen profesional. Tidak bisa 'self-diagnose' hanya mengacu pada informasi yang seliweran di media sosial. 

Misalnya, Anda mengalami kegelisahan yang tidak tahu penyebabnya, tapi itu terjadi hanya di momen tersebut. Beberapa jam kemudian, Anda tidak panik lagi tanpa melakukan tindakan penanganan. 

Kondisi yang seperti itu tidak bisa serta merta langsung dicap sebagai gangguan mental. Pun ketika Anda merasa 'down' dan malas bekerja atau belajar, tapi itu terjadi hanya di momen tersebut. 

Karen itu, sangat disarankan mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater untuk membantu memvalidasi apa yang sebenarnya Anda alami. Dengan begitu, masalah yang dihadapi bisa mendapat solusi yang tepat dan terbaik. 

Gejala Gangguan Mental

Secara umum, kata Offie, setidaknya ada empat gejala gangguan mental. Mengacu pada penjelasan Badan Kesehatan Dunia (WHO), sederhananya berikut di antaranya:

1. Orang yang sedang mengalami masalah mental biasanya tidak produktif. Artinya, dia tidak punya semangat untuk menjalani hari-hari dan ini biasanya terjadi dalam kurun waktu yang lama. 

2. Sulit mengendalikan stres yang muncul. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan stres, tapi pada orang dengan masalah mental, mereka kesulitan untuk mengendalikan stres tersebut. 

3. Orang dengan masalah mental tidak bermanfaat bagi orang lain. Maksudnya, dia tidak berkontribusi pada orang lain, karena dia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri. 

4. Kontrol emosi pada orang dengan masalah mental itu tidak terkendali. Sama seperti poin nomor dua, pada umumnya manusia itu mampu mengendalikan emosi, tapi tidak dengan mereka yang mengalami masalah mental. 

Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tanda-tanda di atas, bahkan sampai mengurung diri lebih dari seminggu, carilah pertolongan profesional. 

Terkait dengan mengendalikan emosi, jika Anda tidak tahu bagaimana menumpahkan emosi yang bergejolak di dalam diri, maka art therapy bisa menjadi solusinya. 

Art therapy menjadi salah satu cara meluapkan emosi dalam diri. (Foto: Muhammad Sukardi)

Ya, art therapy memungkinkan seseorang menuangkan emosinya dalam bentuk melukis. Tidak ada lukisan yang jelek atau bagus dalam sesi art therapy, malah dari lukisan itu profesional bisa membantu mencarikan solusi dari permasalahan dalam diri Anda. 

"Art therapy ini kerap kali dipakai untuk penanganan masalah mental pada anak-anak, karena mereka biasanya sulit menceritakan apa yang dirasa," kata Offie. 

"Nah, dengan melukis, si anak bebas menumpahkan semua emosinya di situ. Dari lukisan itu, profesional akan membacanya dengan keilmuan dia, lalu memberi penafsiran dan solusi terbaik," tambahnya. 

Jadi, siapa yang menyangka kalau melukis itu bisa menjadi sarana meluapkan emosi dan membantu memperbaiki kondisi mental.

Topik Menarik