Peserta Indo-Austay Antusias Tabuh Gamelan, Pengalaman Baru Belajar Budaya Jawa
KLATEN, iNewsSleman.id - Peserta Indo-Austay Adult Immersion Program antusias menabuh gamelan di sanggar milik Paguyuban Karawitan Sekar Melati Desa Bayat, Kabupaten Klaten, Jumat (10/1/2025). Para peserta mengikuti program pembelajaran bahasa Indonesia dan budaya Jawa yang digelar bekerja sama dengan Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sebelum menyambangi sanggar gamelan, peserta Indo-Austay yang terdiri atas 4 warga Australia, mengikuti pembekalan di SMP Muhammadiyah 7 Bayat. Materi yang disampaikan pengajar sekolah adalah membahas sejarah, fungsi, dan macam-macam alat gamelan.
Usai mengikuti pembekalan, rombongan menuju sanggar yang tak jauh dari sekolah Muhammadiyah tersebut. Setibanya di sana, sejumlah anggota paguyuban karawitan menyambut tamu dengan memainkan lagu Gambuh.
Peserta Indo-Austay kemudian menempatkan diri pada sejumlah perangkat gamelan. Hector Warren Fraser pada bonang barung, Lucia Bates pada bonang penerus, Collin Style pada kendang, dan Malcolm Rogers pada demung.
Beberapa anggota paguyuban tampak membimbing para peserta Indo-Austay dengan cermat.
“Materi yang diajarkan adalah lancaran Gugur Gunung,” kata salah seorang anggota paguyuban, Solikin.
Salah satu peserta Hector Warren Fraser mengaku bermain gamelan adalah pengalaman baru. Pria yang belajar bahasa Indonesia sejak 2017 itu memiliki ada kesan tersendiri dapat melihat langsung para penabuh gamelan dan sinden yang menyuguhkan seni karawitan.
“Saya senang karena bisa mencoba bermain gamelan dan bertemu dengan masyarakat,” kata Hector Warren Fraser yang berasal dari Melbourne.
Sementara itu, kedatangan peserta Indo-Austay menjadi kegembiraan bagi Camat Bayat, Joko Purwanto, S.H. M.H. Dalam sambutannya, Joko mengatakan Bayat memiliki kekayaan budaya Jawa yang lengkap.
“Belajar budaya Jawa di Bayat terbilang lengkap. Ada batik kain, batik kayu, blangkon, gamelan, keramik, angklung, wisata religi, dan wisata gunung,” ujar Joko.
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Haryono, S.Pd., yang turut mendampingi peserta Indo-Austay, mengatakan gamelan dipilih lantaran fleksibilitas dan kemudahan untuk dipelajari.
“Peserta Indo-Austay bisa langsung mempelajari dan mempraktikkan langsung bermain gamelan,” ujar Haryono.