Adakah Ritual Khusus pada Malam Isra Miraj? Ini Penjelasannya

Adakah Ritual Khusus pada Malam Isra Miraj? Ini Penjelasannya

Gaya Hidup | bandungraya.inews.id | Selasa, 21 Januari 2025 - 22:10
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Setiap tanggal 27 Rajab, sebagian umat Islam meluangkan waktu untuk memperingati peristiwa Isra Miraj.

Masjid-masjid ramai dengan kajian dan doa, sementara keluarga-keluarga Muslim menyisipkan tradisi khusus untuk mengingat perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa.

Namun, di balik tradisi ini, muncul pertanyaan; bagaimana kita memaknai peringatan ini agar terhindar dari pusaran bid’ah yang dilarang agama?

Dalam pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, istilah bid’ah perlu dipahami dengan saksama. Bid’ah didefinisikan sebagai perbuatan atau perkataan yang dianggap sebagai urusan peribadatan baru, yang kemudian dinilai sebagai bagian dari agama.

Padahal, tidak pernah diperintahkan atau dicontohkan oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Maka, segala ibadah murni kepada Allah harus memiliki landasan yang jelas dalam Al-Qur’an atau sunnah.

 

Namun, bagaimana dengan tradisi memperingati Isra Miraj? Apakah ini termasuk bidah? Fatwa Tarjih menjelaskan bahwa peringatan ini tidak termasuk umurut-ta’abbudiy.

Artinya, peringatan Isra Miraj adalah kegiatan yang tidak dimaksudkan sebagai ibadah langsung kepada Allah, tetapi lebih kepada upaya syiar Islam.

Tradisi ini muncul jauh setelah wafatnya Rasulullah SAW, sebagai respons umat untuk mengenang salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam: turunnya perintah salat lima waktu.
 
Meski demikian, penting untuk menjaga agar peringatan ini tidak melampaui batas. Kegiatan ini boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti menambah unsur-unsur yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW atau menganggapnya sebagai kewajiban agama. 

ika peringatan tersebut dilakukan dengan niat untuk mengingatkan umat akan pentingnya salat, maka tradisi ini dapat menjadi bagian dari syiar Islam yang bernilai positif.

 

Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi menerima perintah salat langsung dari Allah SWT, menjadikannya kewajiban utama bagi setiap Muslim. Peringatan ini, oleh karena itu, semestinya menjadi sarana introspeksi kolektif: sudahkah kita menjaga salat dengan baik?

Majelis Tarjih mengingatkan bahwa tradisi semacam ini, jika dilakukan dengan niat yang benar dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, dapat memperkuat semangat keislaman.

Namun, umat Islam juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam pusaran bidah, di mana praktik keagamaan tanpa landasan yang jelas dianggap sebagai bagian dari agama.

Topik Menarik