Not Far From Home, Seri Mini Dokumenter tentang Ketangguhan Imigran di Taiwan

Not Far From Home, Seri Mini Dokumenter tentang Ketangguhan Imigran di Taiwan

Gaya Hidup | sindonews | Rabu, 22 Januari 2025 - 13:20
share

Disutradarai oleh Martin Rustandi, sutradara Indonesia-Taiwan, Not Far From Home adalah seri mini dokumenter lima episode yang mengangkat kisah dinamis para imigran di Taiwan.

Tayang perdana pada 21 Januari 2025 di TaiwanPlus, Not Far From Home mengeksplorasi tema ketangguhan, identitas, dan transformasi, sembari merayakan semangat pantang menyerah komunitas imigran.

Melalui setiap episode, Not Far From Home menampilkan cerita penuh keberanian dan tekad para imigran dalam mengatasi tantangan, mengejar mimpi, dan memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat Taiwan.

Seri ini tidak hanya menggambarkan perjuangan mereka, tetapi juga menunjukkan bagaimana keberadaan imigran memperkaya keragaman budaya Taiwan. Hal ini menjadikannya sebuah penghormatan bagi semangat kebersamaan dan keberhasilan mereka.

Berikut sinopsis setiap episode Not Far From Home dirangkum berdasarkan keterangan resmi yang diterima SindoNews, Rabu (22/1/2025).

1. Sally's Taste (21 Januari)

Di Pondok Sunny, sebuah restoran Indonesia di Hsinchu, Sally, seorang pengusaha berusia 60-an, menghidupkan cita rasa tanah airnya. Bersama putrinya, Jocelin, mereka menjadikan restoran ini sebagai pusat budaya, tempat makanan, tradisi, dan komunitas saling bertemu.

Restoran ini tidak hanya menyajikan masakan autentik Indonesia tetapi juga menjadi ruang berbagi budaya melalui kegiatan seperti kelas memasak musim panas untuk anak-anak imigran generasi kedua, yang merayakan warisan budaya lewat kuliner. Pondok Sunny menjadi simbol semangat kebersamaan dan pelestarian tradisi di tengah keragaman masyarakat Taiwan.

2. Melati's Moves (28 Januari)

Melati, seorang mahasiswa PhD di Studi Tari di Universitas Seni Nasional Taipei, menemukan inspirasi dari penampilan spontan para pekerja migran di stasiun kereta. Melalui lokakarya dan bimbingannya, ia memberdayakan perempuan migran untuk mengekspresikan diri lewat tarian, membangun ikatan persaudaraan yang merayakan ketangguhan, solidaritas, dan kekuatan ekspresi budaya.

3. Nita's Voice (4 Februari)

Nita, seorang pekerja pabrik yang berhasil keluar dari pernikahan abusif, menemukan kedamaian dan kekuatan melalui bernyanyi. Dengan mengajarkan musik kepada sesama pekerja Indonesia, ia membangun komunitas yang mendukung dan membantu memulihkan rasa percaya dirinya. Perjalanan transformasinya dan pesan-pesan tulusnya kepada anaknya menjadi bukti kekuatan penyembuhan dari musik dan harapan.

4. Pindy's Craft (11 Februari)

Pindy, seorang pengasuh asal Indonesia, menemukan bakatnya dalam seni figur lilin karet yang rumit, memadukan tradisi budaya Indonesia dan Taiwan. Berkat dukungan majikannya, Pindy menggunakan kreativitasnya untuk menjembatani budaya, menginspirasi orang lain, dan melestarikan warisan budaya melalui karya seni yang unik.

5. Ela and Rick's Journey (18 Februari)

Ela, seorang pekerja sosial, dan Ricky, mahasiswa PhD, membangun kehidupan di Taiwan sambil menjaga warisan budaya Indonesia untuk putra mereka, Zane, yang berusia sembilan tahun. Dengan festival, pengasuhan multibahasa, dan keterlibatan budaya, mereka memastikan Zane tetap terhubung dengan akar budayanya, menciptakan warisan yang kuat dan melintasi generasi. "Dengan Not Far From Home, saya ingin menyoroti pengalaman yang penuh warna namun seringkali terlupakan dari para imigran di Taiwan,” kata Martin Rustandi.

"Setiap kisah adalah bukti ketangguhan, perpaduan budaya, dan pengejaran mimpi. Individu-individu ini tidak hanya mengubah hidup mereka sendiri tetapi juga memperkaya lanskap multikultural Taiwan," tandasnya.

Topik Menarik