Kerasnya Pemilu Meksiko, 38 Kandidat Tewas hingga Ancaman Kartel Narkoba
MEKSIKO – Pemungutan suara Meksiko yang digelar pada Minggu (2/6/2024) dibayangi oleh berbagai tindakan kekerasan. Termasuk pembunuhan dua orang di tempat pemungutan suara di negara bagian Puebla.
Hal ini menambah serangkaian serangan yang menjadikan pemilu terbesar di Meksiko ini juga yang paling penuh kekerasan dalam sejarah modernnya.
Sekitar 38 kandidat tewas, dan kekerasan tersebut memicu kekhawatiran tentang ancaman kartel narkoba yang berperang terhadap demokrasi.
Kekhawatiran akan keamanan mendominasi kekhawatiran banyak pemilih di tempat pemungutan suara. Nantinya calon presiden (capres) Claudia Sheinbaum yang memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Meksiko melalui hasil penghitungan cepat akan ditugaskan untuk menghadapi kejahatan terorganisir.
Polisi Prancis Tangkap Pria Rusia-Ukraina Atas Tuduhan Pembuatan Bom, Alami Luka Bakar Usai Ledakan
Menurut catatan, lebih banyak orang terbunuh pada masa pemerintahan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dibandingkan pemerintahan lain dalam sejarah modern Meksiko, meskipun tingkat pembunuhan telah menurun selama masa jabatannya.
Lopez Obrador telah menjadi sorotan dalam kampanyenya, berusaha mengubah pemungutan suara menjadi referendum dalam agenda politiknya.
Seperti diketahui, warga Meksiko memberikan suaranya dalam pemilu yang hampir pasti akan menghasilkan presiden perempuan pertama di negara itu yang terpilih.