Deretan 5 Kekejaman Rezim Assad saat Pimpin Suriah, Salah Satunya Ratusan Ribu Warga Sipil Jadi Korban
Sedikitnya ada lima kekejaman rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad saat memimpin Suriah. Pada tahun 2000, Assad menginjakkan kakinya sebagai pemimpin tertinggi Suriah setelah ayahnya; Hafez al-Assad, meninggal dunia.
Kepemimpinan Bashar al-Assad di Suriah penuh dengan gejolak dan dianggap sebagai salah satu rezim paling kejam di negara tersebut. Dari situ lahirlah perang saudara sejak tahun 2011, yang sampai saat ini masih belum juga terselesaikan.
Upaya menekan pemerintahan Assad dalam forum DK PBB selalu mendapat tentangan dan veto dari Rusia dan China.
Pemerintahan Assad juga menegaskan Suriah dan Hizbullah kini berada dalam satu barisan. Milisi Hizbullah diperkirakan telah mengirim 3.000–4.000 milisi untuk membantu pasukan rezim Assad melawan pasukan oposisi.
5 Kekejaman Rezim Assad saat Pimpin Suriah
1. Memonopoli Pemerintahan
Rezim Bashar al-Assad dibangun atas empat pilar yang membuatnya mampu memonopoli pemerintahan. Pilar pertama adalah kekuasaan di tangan klan al-Asad, lalu pilar kedua mempersatukan kaum minoritas Alawite.Pilar ketiga, mengontrol seluruh aparatur militer-intelijen. Sedangkan pilar keempat adalah memonopoli Partai Ba’ath atas sistem politik.
2. Menindas dan Menekan Setiap Bentuk Perlawanan
Bashar al-Assad memberlakukan undang-undang darurat dengan cara menindas dan menekan setiap bentuk perlawanan untuk setiap aspirasi politik yang berseberangan dengan politik Bashar al-Assad.Contohnya pada tahun 2004, Bashar al-Assad mengerahkan kekuatan militernya untuk menumpas protes etnis Kurdi. Hasilnya tidak hanya protes yang diredam melainkan lusinan jiwa melayang. Perilaku rezim seperti inilah yang membuat Suriah terkucilkan dari pergaulan internasional.
4. Menahan dan Menyiksa Anak Sekolah
Kekejaman rezim Assad diketahui mulai ditunjukkan ketika anak-anak sekolah membuat graffiti di dinding sekolah dalam rangka perlawanan terhadap rezim Bashar al-Assad pada 6 Maret 2011.Setelah menulis grafiti itu, 15 anak sekolah yang dianggap bertanggung jawab atas coretan itu ditangkap dan ditahan.
Tidak hanya ditahan, mereka juga disiksa. Hal tersebut menimbulkan kemarahan pihak keluarga anak-anak, dan bahkan suku mereka. Dari sinilah mulai lahir kebencian mendalam berujung perang saudara terhadap rezim.
5. Banyak Warga Sipil Jadi Korban
Pada awal Februari 2011, situs-situs media sosial, baik dalam maupun luar Suriah, menyerukan dilakukannya demonstrasi besar-besar “Day of Rage” untuk menuntut agar pemerintah melakukan reformasi.Namun setiap orang yang ikut serta dalam gerakan tersebut mendapat ancaman supaya tidak melakukannya. Setelah dilakukan demonstrasi awal, tercatat sekitar 112 orang tewas di negara tersebut, termasuk di Deraa dan sekitarnya, di Hama, dan di Lattakia.
Korban terus bertambah seiring berjalannya waktu, menurut situs United States Holocaust Memorial Museum, setelah lebih dari satu dekade serangan gencar pemerintah Suriah terhadap warga sipil telah menewaskan lebih dari 500.000 warga.
Lebih dari 5,5 juta orang lainnya telah meninggalkan negara tersebut.
Lebih dari 100.000 orang diperkirakan telah ditahan secara sewenang-wenang di mana mereka telah menjadi sasaran penyiksaan, kekerasan seksual, dan pembunuhan.