3 Bukti ISIS dan Al Qaeda Didukung Israel, Salah Satunya dari Pengakuan Eks Bos Mossad

3 Bukti ISIS dan Al Qaeda Didukung Israel, Salah Satunya dari Pengakuan Eks Bos Mossad

Global | sindonews | Selasa, 10 Desember 2024 - 01:10
share

Terdapat sejumlah bukti bahwa ISIS dan Al Qaeda didukung Israel. Salah satunya didasarkan pada pernyataan mantan bos Mossad, Efraim Halevy.

ISIS dan Al Qaeda dikenali orang sebagai kelompok teroris yang sering muncul dalam pemberitaan global. Meski keberadaannya sudah dianggap lenyap dan terpecah menjadi kubu-kubu kecil, masih banyak pertanyaan seputar keduanya yang belum terpecahkan.

Contohnya adalah mengenai dugaan keterlibatan Israel dalam operasi dan pendanaan untuk dua kelompok teror tersebut. Tudingan itu muncul bukan hanya karena sikap ISIS dan Al Qaeda yang selama ini tidak pernah menyerang Israel, tetapi ada juga beberapa bukti lain yang semakin menguatkan keterlibatan Tel Aviv. Berikut di antaranya.

Bukti ISIS dan Al Qaeda Didukung Israel

1. Penemuan Senjata Buatan Israel Dipakai ISIS

Pada 2017 lalu, pasukan pemerintah Suriah menemukan senjata buatan Israel di tempat persembunyian ISIS. Menurut kantor berita pemerintah, SANA, pasukan menemukan berbagai jenis senjata dan perangkat telekomunikasi.

Di antaranya seperti artileri buatan Israel, 800 peluru mortir, dan senapan mesin dengan 10.000 peluru. Selain itu, ada juga sejumlah peluru senapan mesin 17 mm, 14,5 mm dan 30 mm, sebuah RPG hingga tiga peluncur RPG serta sejumlah perangkat telekomunikasi.

Mengutip JerusalemPost, momen ini bukan pertama kali pasukan pemerintah Suriah melaporkan penemuan senjata dengan tanda berbahasa Ibrani di atasnya. Beberapa bulan sebelumnya, mereka juga menemukan hal serupa di lingkungan al-Waer di Homs berupa puluhan rudal anti-tank serta ratusan amunisi dan bahan peledak.

Pada April 2016, media Suriah juga melaporkan bahwa pasukan di provinsi tenggara Al-Suwayda menyita senjata buatan Israel yang diduga ditujukan untuk ISIS. Menurut laporan itu, ada sebuah kendaraan yang datang dari Daraa disita membawa ranjau buatan Israel dengan tulisan Ibrani di atasnya, serta mortir, RPG, dan granat tangan.

2. Pengakuan Eks Bos Mossad

Pada awal tahun 2016, mantan Kepala Mossad Efraim Halevy memberikan pengungkapan mengejutkan dalam wawancara bersama Al-Jazeera. Di sini, ia mengonfirmasi banyak hal, termasuk keterlibatan Israel yang menjalin aliansi taktis dengan Al-Qaeda di Suriah.

Mengutip MiddleEastMonitor, saat perang Suriah berkecamuk beberapa tahun lalu, Israel telah bekerja sama dengan kelompok pemberontak yang dipimpin Al-Qaeda di dekat Dataran Tinggi Golan. Mereka membantu pemberontak anti-pemerintah di sana, termasuk Al-Qaeda.

Bantuan tersebut terutama berupa perawatan bagi pejuang Al-Qaeda yang terluka. Setelah mengobati mereka, Israel dengan sukarela bahkan membebaskan para pejuang itu untuk kembali ke Suriah dan melanjutkan pertempuran.

Halevy dalam wawancaranya menyebut pertimbangan Israel membantu Al Qaeda adalah karena kelompok itu selama ini belum pernah menyerang Tel Aviv. Meski ada sedikit motivasi kemanusiaan di balik perawatan Israel terhadap para serdadu Al Qaeda, ia terpaksa mengakui bahwa ada beberapa pertimbangan “taktis” juga.

Kemudian, Halevy membandingkan tindakan Israel jika di hadapannya itu adalah serdadu Hizbullah. Alih-alih memberi perawatan, Tel Aviv enggan memakai cara seperti itu dan pasti lebih memilih untuk membunuh atau menjadikan mereka tawanan.

"Kami punya penjelasan yang berbeda untuk mereka (Hizbullah)." ucap Halevy.

Lebih jauh, Halevy menyebut perbedaan antara Hizbullah dan Al Qaeda. Bagi Israel, memerangi Hizbullah adalah prioritas utama, sementara Al Qaeda berbeda karena mereka tidak memiliki riwayat pertikaian dengan Tel Aviv.

Ditanya mengenai tanggapan Amerika Serikat, Halevy mengaku tidak terlalu khawatir karena meyakini bahwa Amerika Serikat sebenarnya juga melakukan hal serupa. AS selama periode 2016 ke belakang telah bergerak menuju dukungan terbuka untuk Al Qaeda di Suriah guna memajukan tujuan memerangi ISIS.

Terlepas dari itu, beberapa laporan PBB menunjukkan bahwa bantuan Israel mungkin tidak sebatas perawatan serdadu Al Qaeda di Suriah. Bahkan, ada kemungkinan dukungan itu sampai pada bantuan militer.

3. Al Qaeda dan ISIS Tidak Seperti Hizbullah

Mantan kepala intelijen militer Israel, Amos Yadlin, menggolongkan kelompok seperti Al Qaeda sebagai “kejahatan yang lebih kecil”. Mereka tidak seperti kekuatan politik nasionalis-Syiah Islam seperti Hizbullah di Lebanon yang jelas menjadi ancaman utama bagi keberadaan Tel Aviv.

Mengutip Geopolitical Economy, Yadlin dengan bangga mencatat bahwa Al Qaeda "tidak mengganggu Israel". Sebaliknya, mereka berfokus memerangi musuh-musuh Israel.

Sementara itu, ekstremis ISIS secara terbuka juga pernah menunjukkan simpati kepada Israel. Pada 2017, mantan menteri pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, mengungkapkan bahwa ISIS telah "meminta maaf" kepada Tel Aviv setelah secara tidak sengaja menyerang pasukan Israel di Dataran Tinggi Golan.

Itulah beberapa bukti ISIS dan Al Qaeda didukung Israel.

Topik Menarik