Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Akhiri Perang 15 Bulan di Gaza

Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Akhiri Perang 15 Bulan di Gaza

Global | okezone | Kamis, 16 Januari 2025 - 07:05
share

DOHA - Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza yang menurut para mediator akan mulai berlaku pada Minggu, (19/1/2025) yang akan menghentikan perang yang terlah berlangsung selama 15 bulan di wilayah kantong Palestina tersebut.

Kesepakatan bertahap yang rumit ini menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, tempat puluhan ribu orang telah tewas. Para sandera yang ditawan oleh kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina yang ditawan oleh Israel.

Dalam konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu. Para negosiator tengah bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk mengambil langkah-langkah dalam melaksanakan kesepakatan tersebut, katanya, sebagaimana dilansir Reuters.

Serangan Israel Masih Berlanjut

Terlepas dari terobosan besar itu, warga Palestina mengatakan serangan udara Israel terus berlanjut pada Rabu, (15/1/2025) malam di Gaza, tempat lebih dari 46.000 orang tewas dalam konflik tersebut, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan di Kota Gaza dan Gaza utara menewaskan setidaknya 32 orang, kata petugas medis. Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan perundingan tersebut mengatakan para mediator berusaha membuat kedua belah pihak menghentikan permusuhan sebelum gencatan senjata dimulai pada Minggu.

Warga Palestina menanggapi berita tentang kesepakatan itu dengan merayakan di jalan-jalan Gaza, yang telah hancur dan rusak parah. Di Khan Younis, kerumunan orang memadati jalan di tengah suara klakson saat mereka bersorak, melambaikan bendera Palestina, dan menari.

Sementara di Tel Aviv, keluarga sandera Israel dan teman-teman mereka bersukacita mendengar kesepakatan ini. Dalam sebuah pernyataan, mereka mengungkapkan rasa gembira dan lega dengan kesepakatan yang akan memulangkan keluarga dan orang-orang terdekat mereka.

 

Belum Resmi

Meski telah diumumkan, kesepakatan gencatan senjata ini tidak akan resmi sampai disetujui oleh kabinet keamanan dan pemerintah Israel. Pemungutan suara terkait hal ini dijadwalkan digelar pada Kamis, (16/1/2025).

Kesepakatan itu diharapkan akan disetujui meskipun ada tentangan dari beberapa garis keras dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengulangi kecamannya terhadap perjanjian itu pada Rabu.

Kesepakatan Tiga Tahap

Menurut seorang sumber, tahap pertama kesepakatan tersebut mencakup pembebasan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun. Ini termasuk dua sandera warga Amerika Serikat (AS) Keith Siegel dan Sagui Dekel-Chen.

Perjanjian tersebut menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menekankan bahwa "prioritas sekarang adalah meringankan penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik ini."

Baik PBB maupun Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka sedang bersiap untuk meningkatkan operasi bantuan mereka secara besar-besaran. Pakta tersebut merupakan hasil dari negosiasi rumit selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh mediator Mesir dan Qatar, dengan dukungan Amerika Serikat.

Negosiasi untuk melaksanakan tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari ke-16 tahap pertama, dan tahap ini diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, gencatan senjata permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Tahap ketiga diharapkan mencakup pemulangan semua jenazah yang tersisa dan dimulainya rekonstruksi Gaza yang diawasi oleh Mesir, Qatar, dan PBB.

 

Pasukan Israel menyerbu Gaza setelah orang-orang bersenjata yang dipimpin Hamas menerobos penghalang keamanan dan menyerbu komunitas-komunitas di daerah perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 tentara dan warga sipil serta menculik lebih dari 250 sandera asing dan Israel, menurut penghitungan Israel.

Perang udara dan darat Israel di Gaza sejak itu telah menewaskan lebih dari 46.000 orang, menurut angka-angka kementerian kesehatan Gaza, dengan ratusan ribu orang terlantar berjuang melewati musim dingin di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara.

Topik Menarik