Zelensky Minta 200.000 Pasukan Eropa Dikirim ke Ukraina

Zelensky Minta 200.000 Pasukan Eropa Dikirim ke Ukraina

Global | sindonews | Rabu, 22 Januari 2025 - 21:50
share

Pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky dilaporkan mendesak negara-negara Eropa untuk mengerahkan setidaknya 200.000 tentara di negaranya untuk menegakkan perjanjian gencatan senjata potensial dengan Rusia.

Berbicara kepada media pada hari Selasa, ia mengatakan jumlah "pasukan penjaga perdamaian" asing yang lebih sedikit tidak akan berarti apa-apa, menurut Reuters.

Pernyataan itu muncul setelah pidato Zelensky di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Sebelumnya, sejumlah media mengklaim Inggris dan Prancis tengah mempertimbangkan pengiriman pasukan ke Ukraina, jika permusuhan dihentikan.

"Dari semua orang Eropa? 200.000, itu jumlah minimum. Itu jumlah minimum, kalau tidak, itu tidak ada apa-apanya," kata Zelensky tentang usulan tersebut, seperti dikutip kantor berita tersebut.

Kehadiran Zelensky pada pertemuan para pebisnis dan elit politik internasional itu bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS ke-47. Pemerintahan Trump telah menghentikan sementara semua program bantuan luar negeri sambil menunggu peninjauan, dan telah berjanji untuk memastikan penyelesaian cepat konflik Rusia-Ukraina.

Dalam pernyataan publiknya pada hari Selasa, pemimpin Ukraina mendesak para pemimpin Barat untuk menggandakan pasokan senjata dan dukungan finansial kepada Kiev, dengan memperingatkan bahwa jika mereka gagal melakukannya, mereka dapat menghadapi serangan Rusia terhadap NATO di masa mendatang.

Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengerahkan pasukan militer sekitar 2 juta orang untuk melawan Barat, kata Zelensky, tanpa memberikan bukti atas pernyataannya.

"Kecuali kita memiliki jaminan keamanan yang kuat, baik itu [keanggotaan] NATO, atau kontingen militer dan senjata jarak jauh yang dikerahkan di wilayah Ukraina, Putin pasti akan kembali dengan pasukan yang sepuluh kali lebih besar dari pasukan yang dimilikinya pada awal 2022," klaimnya.

Zelensky memperkirakan jumlah pasukan Rusia yang terlibat dalam konflik Ukraina mencapai 200.000 pada Februari 2022, dibandingkan dengan 608.000 saat ini.

Ukraina secara konsisten menggambarkan pasukannya sebagai benteng yang melindungi Eropa dari Rusia. Zelensky dan tokoh senior lainnya di Kiev berpendapat bahwa kekuatan Barat berkewajiban untuk memberikan bantuan asing, karena tentara Ukraina tewas menggantikan pasukan Barat.

Moskow menganggap permusuhan itu sebagai perang proksi Barat melawan Rusia, di mana Ukraina digunakan sebagai 'umpan meriam'.

Pejabat Rusia berpendapat bahwa Washington mendorong ketegangan ke titik didih sambil mengabaikan masalah keamanan Rusia yang berasal dari perluasan NATO di Eropa, dan peningkatan kerja sama dengan Ukraina. Moskow menegaskan bahwa mengatasi masalah ini merupakan langkah penting menuju penyelesaian krisis yang langgeng.

Topik Menarik