Komandan Senior Hamas Bangkit dari Kematian dan Ledek Israel, Ini Respons Zionis
Seorang komandan senior Hamas bernama Hussein Fayyad, yang diklaim telah dibunuh oleh militer Israel pada bulan Mei lalu, telah muncul di Gaza. Dia meledek Zionis Israel sebagai pihak yang kuat tapi kalah perang.
Media-media Israel memberitakan kemunculan Fayyad sebagai komandan yang ”bangkit dari kematian”, dengan mengkritik kredibilitas dari klaim militer Zionis.
Video yang memperlihatkan kemunculan Fayyad itu telah viral di media sosial sejak Rabu. Dalam video itu, dia berpidato singkat di sebuah pemakaman di Gaza utara, berdiri di tengah reruntuhan bangunan yang dibom Israel, dengan sekelompok pria mendengarkannya.
Fayyad adalah komandan Batalyon Beit Hanoun Hamas. Beit Hanoun adalah salah satu daerah pertama yang menjadi sasaran serangan Israel pada tahun 2023.
Dalam pidatonya, dia memuji perlawanan Gaza terhadap serangan militer Israel, dengan mengatakan, "Ketika yang kuat tidak mencapai tujuannya, maka ia akan kalah, tetapi yang lemah, yang mencegah yang kuat mencapai tujuannya—adalah pemenangnya."
Dia juga menganggap serangan Israel sebagai hal yang sia-sia.
"Alhamdulillah, tentara Israel hanya mendapat batu, potongan tubuh, dan darah," katanya, seraya mengatakan bahwa Gaza tetap menantang.
"Gaza telah bangkit tak terkalahkan. Kita semua melihat kemarin bagaimana Gaza berdiri sebagai pemenang, dengan kepala tegak," imbuhnya.
Merespons kemunculan Fayyad, militer Israel akhirnya mengakui bahwa klaimnya tentang pembunuhan komandan Hamas pada bulan Mei tersebut didasarkan pada intelijen yang cacat.
Mengutip laporan dari Haaretz, Jumat (24/1/2025), militer Israel mengakui bahwa temuannya "tidak cukup akurat" dan bahwa kematian Fayyad hanya "sangat mungkin terjadi”.
Israel mengklaim pada bulan Mei lalu bahwa Fayyad, seorang komandan senior salah satu Brigade al-Qassam Hamas, tewas dalam operasi bawah tanah di terowongan Jabaliya.
Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, militer Israel mengatakan, "Sebagai bagian dari kegiatan operasional IDF [Pasukan Pertahanan Israel] di wilayah Jabaliya, pasukan khusus IAF [Angkatan Udara Israel] dan ‘Yahalom’ melenyapkan teroris Hussein Fiad, Komandan Batalyon Beit Hanoun Hamas, selama kegiatan operasi khusus di wilayah bawah tanah."
Menurut pernyataan awalnya, dia bertanggung jawab untuk mengoordinasikan rudal anti-tank yang ditembakkan ke wilayah Israel dan serangan mortir terhadap komunitas Israel di dekat Jalur Gaza utara.
Analisis dari Jerusalem Post menyebutkan kemunculan kembali Fayyad adalah contoh masalah yang dihadapi IDF di Gaza selama perang. Beit Hanoun adalah kota di Gaza utara yang dekat dengan perbatasan Israel. Pinggiran Beit Hanoun berjarak kurang dari dua kilometer dari Sderot.
Daerah ini telah digunakan untuk mengancam Israel selama bertahun-tahun. Roket sering ditembakkan dari Beit Hanoun. Daerah perkotaan ini juga sering rusak parah dalam beberapa putaran konflik sebelumnya. Namun, Hamas selalu kembali dan menggunakannya untuk mengancam Israel.
Setelah gencatan senjata pada 19 Januari, IDF mengerahkan kembali Brigade Nahal, yang telah bertempur di Beit Hanoun, ke daerah perbatasan untuk mempersiapkan misi baru. Hal ini sekali lagi menggambarkan tantangan yang dihadapi IDF di Gaza utara.
Pertempuran sengit selama tiga bulan dari Oktober hingga Januari menunjukkan betapa sulitnya IDF menyingkirkan Hamas sepenuhnya dari wilayah itu. Bahwa seseorang seperti Fayyad tidak hanya selamat tetapi juga muncul untuk menyatakan kemenangan adalah contoh dari rencana Hamas selama ini.