Militer Kamboja dan Thailand Saling Gempur Jelang Pertemuan Menlu ASEAN di Malaysia

Militer Kamboja dan Thailand Saling Gempur Jelang Pertemuan Menlu ASEAN di Malaysia

Global | inews | Senin, 22 Desember 2025 - 15:00
share

BANGKOK, iNews.id - Militer Kamboja mengintensifkan serangan terhadap Thailand, Senin (22/12/2025), menjelang pertemuan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN. Pertemuan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan penyelesaian konflik Thailand-Kamboja menjadi agenda utama.

Portal berita Thailand The Nation melaporkan, militer Kamboja melakukan serangan menggunakan artileri berat dan roket BM-21 pada Senin pukul 08.00 waktu setempat. Empat roket Kamboja dilaporkan mendarat di permukiman sipil.

Sementara itu pasukan Thailand melakukan serangan balik dan berhasil mempertahankan posisi.

Serangan Kamboja juga melibatkan artileri dan peluncur granat, menuju Pha Mo E Dang dan Phu Makua.

Sebagai pembalasan, militer Thailand melancarkan serangan menggunakan drone yang membawa bom, merusak instalasi militer Kamboja.

Sementara itu pasukan Kamboja mengerahkan tank pada Minggu (21/12/2025) malam ke pebatasan di Chong An Ma-Chong Bok, namun pergerakannya dihentikan militer Thailand.

Petempuran darat juga pecah di Ubon Ratchathani. Pasukan Kamboja melepaskan tembakan senjata ringan sporadis ke daerah Chong Bok. Sementara di Chong An Ma, pasukan Kamboja dipukul mundur dan membangun garis pertahanan sekitar 10 km dari garis depan.

Kemudian di Si Sa Ket, terjadi baku tembak melibatkan artileri dan mortir yang intens. Tembakan artileri Kamboja memberikan tekanan, terutama di sekitar Gunung Sattasom dan Phu Phee.

Kementerian Dalam Negeri Kamboja juga merilis pernyataan mengenai serangan serangan lintas batas Thailand sejak malam hingga Senin pagi.

Menurut kementerian, serangan Thailand antara Minggu pukul 18.00 hingga Senin pukul 07.00 menewaskan seorang warga sipil yakni pengungsi. Dia tewas dalam serangan di Provinsi Oddar Meanchey.

Dengan demikian warga sipil Kamboja yang tewas sejak pecahnya perang pada 8 Desember bertambah menjadi 20 orang dan 79 lainnya luka-luka. 

Serangan Thailand juga menyebabkan 525.236 warga sipil Kamboja mengungsi, termasuk 274.884 perempuan dan 167.167 anak-anak. 

Pihak berwenang Kamboja mengungkap, serangan Thailand juga menyebabkan 103 rumah rusak, demikian halnya dengan lima sekolah, tiga rumah sakit, satu pasar, dua menara antena telepon seluler, lima pagoda, tiga hotel, serta beberapa gedung pemerintah dan swasta.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyambut baik seruan China untuk memulai upaya negosiasi damai melalui pertemuan para menlu ASEAN.

Kementerian juga menegaskan harapan, Thailand akan kembali ke negosiasi damai dan jalur diplomatik sesuai hukum internasional, Piagam PBB, dan prinsip-prinsip ASEAN.

Topik Menarik