BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga Acuan di 4,75 Persen, Ini Alasannya
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) disarankan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI Rate) pada level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir di 2025.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan, alasan utamanya adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah potensi peningkatan tekanan inflasi musiman akhir tahun.
Riefky menyoroti, meskipun inflasi umum melambat menjadi 2,72 persen (yoy) pada November 2025 (turun dari 2,86 persen pada bulan sebelumnya), tingkat inflasi tersebut masih berada di kisaran atas target BI sebesar 1,5-3,5 persen.
“Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga kebijakan pada level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur terakhir tahun 2025, sembari tetap waspada dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (17/12/2025).
Analisis Riefky menekankan dua risiko utama yang membuat pemotongan suku bunga menjadi berbahaya saat ini yaitu tekanan inflasi akhir tahun dan stabilitas rupiah.
Dia menilai, periode libur akhir tahun yang akan datang berpotensi menambah tekanan inflasi pada akhir 2025 karena faktor musiman peningkatan permintaan.
Meskipun nilai tukar Rupiah menguat tipis sebesar 0,11 persen (mtm) dalam 30 hari terakhir, didorong oleh kombinasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) oleh The Fed dan suku bunga BI yang ditahan, pergerakan Rupiah dinilai masih fluktuatif.
Riefky memperingatkan pemotongan suku bunga oleh BI saat ini berisiko memicu naiknya tekanan inflasi dan berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar Rupiah.
Penurunan signifikan pada inflasi harga bergejolak (terutama pangan) disebut Riefky sebagai penegasan peran stabilisasi harga pangan dan kebijakan sisi penawaran dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Namun, kata dia, peningkatan pada inflasi harga diatur pemerintah, seiring dengan adanya potensi faktor musiman di akhir tahun, memperkuat perlunya kebijakan moneter yang hati-hati.
Apel Operasi Zebra, Wakapolda Metro Ungkap 11 Ribu Kecelakaan Terjadi di Januari-Oktober 2025
“Mempertimbangkan perkembangan terkini pada inflasi dan nilai tukar, pemotongan suku bunga oleh Bank Indonesia berisiko memicu naiknya tekanan inflasi dan berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar Rupiah. Oleh karena ini, kami berpandangan bahwa Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur terakhir di 2025,” kata Riefky.
BI juga didorong untuk terus fokus pada stabilisasi nilai tukar rupiah dan siap melakukan intervensi jika diperlukan.
(Dhera Arizona)










