Bank Indonesia Sebut BI Rate 4,75 Persen Jadi Level Terendah Sejak 2022

Bank Indonesia Sebut BI Rate 4,75 Persen Jadi Level Terendah Sejak 2022

Terkini | idxchannel | Rabu, 17 Desember 2025 - 15:40
share

IDXChannel - Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75 persen. Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang berlangsung pada 16-17 Desember 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan suku bunga sebesar 4,75 persen merupakan level terendah sejak 2022.

"Sejak September 2024, BI-Rate telah turun sebesar 150 bps, yaitu 25 bps pada September 2024 dan 125 bps selama 2025 menjadi 4,75 persen hingga November 2025, yang merupakan level terendah sejak tahun 2022," ujar Perry dalam RDG, Rabu (17/12/2025).

Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian global dengan tetap memperkuat efektivitas pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial.

Perry menjabarkan, nilai tukar rupiah pada 16 Desember 2025 tercatat sebesar Rp16.685 per dolar AS, relatif stabil bila dibandingkan dengan level akhir November 2025. 

Perkembangan nilai tukar rupiah masih sejalan dengan pergerakan mata uang regional dan mitra dagang Indonesia, bahkan tercatat menguat bila dibandingkan dengan mata uang negara maju, kecuali Amerika Serikat (AS). 

Perkembangan ini didukung oleh langkah stabilisasi Bank Indonesia melalui intervensi pasar NDF baik di off-shore maupun on-shore (DNDF), di pasar spot, dan pembelian SBN di pasar sekunder serta inflows pada saham dan SRBI. 

Selain itu, tambahan pasokan valas dari korporasi, termasuk dari peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), turut mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah. 

Ke depan, lanjut Perry, Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah termasuk melalui intervensi terukur di transaksi NDF, DNDF dan pasar spot, serta pembelian SBN di pasar sekunder sehingga dapat mendukung pencapaian sasaran inflasi. 

"Nilai tukar rupiah diprakirakan akan stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

Topik Menarik