Suporter Klub Sepak Bola Israel Di-sweeping Demonstran Pro-Palestina di Amsterdam, Ini Sebabnya
AMSTERDAM, iNews.id - Suporter klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv bentrok dengan polisi dan demonstran pro-Palestina di Amsterdam, Belanda, Kamis (7/11/2024) malam. Sejauh ini lima orang dilaporkan dirawat di rumah sakit dan 62 orang ditangkap.
Maccabi Tel Aviv melakoni laga Liga Europa melawan Ajax Amsterdam pada Kamis (7/11/2024) malam. Klub jawara liga Israel itu dihajar Ajax dengan skor telak 0-5.
Kepolisian Amsterdam menyatakan, penyelidikan masih berlangsung terhadap beberapa insiden kekerasan melibatkan suporter Maccabi Tel Aviv dengan demonstran pro-Palestina.
Petugas juga mendalami informasi laporan penyanderaan serta beberapa suporter yang hilang.
“Polisi mengetahui laporan kemungkinan penyanderaan dan orang hilang, tapi saat ini belum ada konfirmasi peristiwa itu benar-benar terjadi. Kejadian ini juga sedang diselidiki,” bunyi laporan Kepolisian Amsterdam, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (8/11/2024).
Namun beberapa orang yang sebelumnya dilaporkan hilang sudah ditemukan.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menghubungi mitranya dari Belanda, Caspar Veldkamp, membahas serangan terhadap suporter Maccabi Tel Aviv. Saar meminta bantuan pemerintah Belanda untuk mengamankan kepulangan mereka dari hotel ke bandara Amsterdam.
“Menteri Saar menekankan keseriusan Israel mengenai serangan kekerasan yang meluas terhadap warganya di seluruh Amsterdam,” bunyi pernyatan kemlu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengirim dua pesawat kargo untuk mengevakuasi ratusan suporter.
"Misi itu akan berangkat dengan pesawat kargo, melibatkan kru medis dan penyelamat," kata seorang juru bicara IDF.
IDF memastikan operasi penyelamatan suporter itu berkoordinasi dengan pemerintah Belanda. Pesawat kargo pertama yang membawa suporter telah tiba di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, pada Jumat malam.
Sebelumnya 10 suporter Israel dilaporkan luka dalam bentrokan tersebut. Beberapa jam sebelum pertandingan, suporter Israel lebih dulu terlibat bentrok dengan polisi Amsterdam. Polisi dilaporkan menangkap 20 suporter karena mengganggu ketertiban umum serta membawa kembang api secara ilegal. Saat itu ratusan suporter berkumpul di Dam Square, pusat kota Amsterdam.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan, para suporter Maccabi Tel Aviv juga mencopot dan merobek bendera Palestina yang dipasang di beberapa bangunan kota tersebut.
Aksi para suporter klub asal Israel tersebut tampaknya memicu kemarahan warga Amsterdam yang mendukung Palestina.
Namun Wali Kota Amsterdam Femke Halsema membela para suporter Israel. Dia mengatakan, kekerasan pada pertandingan sepak bola Liga Europa itu merupakan ledakan anti-Semitisme yang sudah lama tidak terlihat.
Dia juga mengibaratkan serangan terhadap para suporter Maccabi Tel Aviv sebagai "tabrak lari". Warga menggunakan skuter berkeliling kota untuk mencari suporter Israel.
"Kota kita telah rusak parah. Budaya Yahudi sangat terancam. Ini adalah ledakan anti-Semitisme yang saya harap tidak akan pernah terjadi lagi," ujarnya.
Dia tak menyinggung berbagai laporan yang mengungkap para suporter Israel lebih dulu memprovokasi dengan menyerang rumah-rumah yang memasang bendera Palestina
Maccabi Tel Aviv didirikan pada 1906 di Jaffa, sekarang menjadi bagian dari Tel Aviv.
Maccabi memegang rekor gelar juara terbanyak liga domestik dan tidak pernah terdegradasi dari kasta teratas sepak bola Israel.
Para penggemarnya memiliki sejarah panjang rasisme dan perilaku anti-Palestina. Media Israel-Palestina, +972 Magazine, menyebut Maccabi Tel Aviv sebagai klub sepak bola paling rasis di Israel.
Pada Liga Europa musim ini Maccabi Tel Aviv menghuni dasar klasemen Liga Europa yakni di posisi 35 dari 36 klub.
Lafa Maccabi Tel Aviv di Liga Europa berikutnya akan digelar pada 28 November, melawan klub Turki, Besiktas, yang bermarkas di Istanbul. Namun otoritas Turki memutuskan pertandingan akan digelar di tempat netral.