Iran Bantah Terlibat Percobaan Pembunuhan Donald Trump: Konspirasi Menjijikkan!
TEHERAN, iNews.id - Seorang warga Afghanistan ditangkap di Amerika Serikat atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump. Dia ditangkap sebelum Pilpres Amerika Serikat pada 5 November.
Departemen Kehakiman AS mengajukan tuntutan pidana terhadap pria bernama Farhad Shaker (51) tersebut. Dalam dokumen dakwaan, pria itu mengaku ditugaskan oleh Iran untuk mengawasi serta merencanakan pembunuhan terhadap beberapa mantan serta pejabat AS yang masih bertugas, termasuk Trump.
Shaker diduga berusaha membunuh Trump atas perintah dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Iran dengan tegas membantah tuduhan keterlibatan dalam rencana pembunuhan terhadap mantan pejabat dan pejabat AS saat ini, termasuk Trump. Tuduhan itu sama sekali tidak berdasar.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran Esmail Baghaei menyebut tuduhan Departemen Kehakiman AS sebagai konspirasi menjijikkan.
Tuduhan serupa, lanjut dia, sebelumnya juga pernah dilontarkan terhadap Iran. Dia menilai dakwaan itu sengaja diatur oleh Israel dan faksi-faksi anti-Iran untuk semakin memperumit hubungan antara AS dan Iran.
Iran akan menggunakan semua cara yang sah dan legal, baik di dalam maupun luar negeri, untuk membela hak-hak bangsanya.
Trump, yang menjabat sebagai presiden AS periode 2017-2021 dikenal konfrontatif terhadap Iran, terutama setelah pemerintahannya menarik diri secara sepihak dari kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2018.
Pembunuhan komandan militer tertinggi Iran, Qassem Soleimani, pada Januari 2020 juga nyaris membawa kedua negara ke ambang perang langsung.
Awal pekan ini, juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani mengatakan, hasil pilpres AS yang memenangkan Trump tak akan berpengaruh terhadap hubungan kedua negara.
Dia menegaskan kebijakan Iran tak akan berubah, siapa pun yang menjadi pemimpin AS.