19.000 Lebih Anak Indonesia Meninggal akibat Pneumonia, Ahli Sarankan Vaksinasi

19.000 Lebih Anak Indonesia Meninggal akibat Pneumonia, Ahli Sarankan Vaksinasi

Gaya Hidup | inews | Senin, 18 November 2024 - 21:07
share

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak 19.000 lebih anak balita Indonesia meninggal dunia akibat pneumonia. Data tersebut dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Menurut Prof Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI, angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini.

Lebih lanjut, di Indonesia penyakit pneumonia masuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah lima tahun. Meski begitu, pneumonia bisa menyerang orang dewasa juga.

Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3 dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan sebesar 12,5.

Data Riskesdas Indonesia (2018) menunjukkan prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5 pada kelompok usia 55-64 tahun, 3 pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9 pada usia 74 tahun ke atas.

Dengan data-data tersebut, Prof Hartono Gunadi mengungkapkan pentingnya upaya pencegahan pneumonia, khususnya pada usia anak. Apa langkah pencegahan yang disarankan?

"Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dicegah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengonsumsi makanan bernutrisi, sehat, dan seimbang," kata Prof Hartono, dalam seminar Pfizer Indonesia dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024).

Selain itu, kata Prof Hartono, upaya pencegahan lainnya yang bisa dilakukan adalah melakukan vaksinasi pada anak. Vaksinasi dinilai tak kalah penting untuk mencegah pneumonia pada anak.

"Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, maupun penyakit yang berhubungan dengan pneumonia, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, sehingga dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak," ujar Prof Hartono.

BPOM Dukung Vaksinasi Pneumonia pada Anak

Dijelaskan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dr Taruna Ikrar, vaksin pneumokokus yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia.

"Kami telah mengevaluasi produk vaksin dan melihat bahwa vaksin pneumokokal yang diproduksi Pfizer memiliki efikasi yang cukup tinggi, sehingga dinilai sangat bisa membantu pencegahan penyakit pneumonia," kata dr Taruna Ikrar.

Sebagai tambahan informasi, Ketua Umum IAKMI Dokter Dedi Supratman mengatakan imunisasi pneumonia memiliki peran yang penting untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia.

"Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024, kami berharap masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia," kata dr Dedi.

Topik Menarik