Tragedi Miss Islandia 2025, Dipaksa Mundur hingga Diminta Bayar Penalti usai Keracunan Makanan
JAKARTA – Miss Islandia 2025, Helena O’Connor, resmi melepaskan mahkotanya setelah menyebut dirinya dipaksa mundur dari ajang Miss Universe. Padahal, ia menegaskan tidak pernah mengajukan pengunduran diri secara sukarela.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh Helena melalui pernyataan terbuka di media sosial Instagram miliknya.
Dalam unggahannya, Helena menjelaskan polemik yang terjadi. Masalah bermula ketika ia mengalami keracunan makanan serius saat berada di tengah rangkaian kegiatan Miss Universe.
Kondisi kesehatannya disebut cukup parah hingga membuatnya tidak mampu mengikuti agenda kontes untuk sementara waktu. Helena mengaku telah meminta waktu singkat untuk memulihkan diri agar bisa kembali melanjutkan kompetisi, namun permintaan tersebut ditolak.
Menurut pengakuannya, pihak penyelenggara Miss Universe Islandia justru menyatakan bahwa dirinya telah ditarik dari kompetisi. Helena menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan berasal darinya.
Setelah kejadian itu, Helena juga merasa diperlakukan tidak adil karena organisasi menyatakan ia mundur secara sukarela. Klaim tersebut, menurutnya, tidak sesuai dengan kenyataan.
Helena juga mengaku mendapatkan tekanan berupa ancaman kewajiban membayar penalti agar dapat mempertahankan gelarnya sebagai Miss Universe Islandia.
“Keputusan ini sangat sulit bagi saya,” tulis Helena.
Ia merasa tidak diberi ruang untuk membela diri maupun memulihkan kondisi kesehatannya. Mimpinya untuk tampil di panggung Miss Universe pun harus berakhir akibat situasi yang berada di luar kendalinya.
Helena akhirnya memutuskan untuk melepaskan gelarnya secara resmi dan mengakhiri kerja sama kontraktual dengan organisasi Miss Universe Islandia. Ia menyebut langkah tersebut sebagai pilihan paling bermartabat di tengah kondisi yang dinilainya tidak sehat, baik secara emosional maupun profesional.
Di sisi lain, organisasi Miss Universe Islandia memberikan pernyataan yang bertolak belakang dengan klaim Helena. Mereka menyebut bahwa Helena secara sukarela memilih mundur dari kompetisi Miss Universe.
Organisasi tersebut juga membantah tudingan adanya penalti. Mereka menegaskan kewajiban tersebut merupakan bagian dari ketentuan kontrak standar, bukan sanksi khusus akibat penarikan diri.
Keputusan Helena untuk angkat bicara pun menarik perhatian luas publik dan penggemar kontes kecantikan internasional.
Kasus ini menambah daftar kontroversi dalam penyelenggaraan Miss Universe 2025, yang sebelumnya juga diwarnai berbagai kritik dan konflik internal.










