Breaking News: Israel Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Breaking News: Israel Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbullah

Terkini | inews | Rabu, 27 November 2024 - 05:55
share

BEIRUT, iNews.id - Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah, Selasa (26/11/2024) malam waktu setempat. Kabinet Israel melakukan pemungutan suara untuk menentukan penghentian permusuhan.

Kabinet keamanan Israel bersidang dipimpin Perdana Menteri.Benjamin Netanyahu hingga tengah malam waktu setempat.

Kantor Netanyahu menyatakan gencatan senjata didukung dengan 10  suara  melawan 1 yang menolak. Pemungutan suara oleh kabinet keamanan itu dilakukan sesaat sebelum Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan rincian kesepakatan di Washington.

Gemcatan senjata berlalu efektif pada Rabu (27/11/2024) pukul 04.00 waktu setempat.

Sebelumnya Netanyahu membela gencatan senjata itu dengan mengatakan Israel telah  menghancurkan Hizbullah sehingga saat ini bisa fokua untuk berperang di Gaza serta Iran.

Dia berjanji akan menyerang Hizbullah dengan keras jika melanggar kesepakatan.

Proposal gencatan senjata itu didasarkan pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang besar sebelumnya antara Hizbullah dan Israel pada 2006.

Kesepakatan tersebut mengharuskan Hizbullah mundur sekitar 30 km dari garis perbatasan dengan Israel yakni sampai di seberang Sungai Litani. Militer Israel juga akan mundur dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.

Selain itu Tentara Nasional Lebanon akan dikerahkan ke perbatasan kedua negara.

Ironisnya gencatan senjata ini disahkan justru di tengah gencarnya serangan Israel ke Beirut pada Selasa malam. Bahkan Israel seolah memanfaatkan waktu jeda sampai pukul 04.00 dengan menggempur Beirut besar-besaran.

Anggota parlemen Lebanon Amin Sherri mengatakan, Israel ingin menghukum rakyat Lebanon, khususnya para pendukung kelompok Hizbullah, menjelang gencatan senjata. Serangan membabi-buta Israel dianggapnya sebagai balas dendam.

"Musuh Israel ingin membalas dendam kepada para pendukung perlawanan dan seluruh rakyat Lebanon," kata Sherri, dikutip dari Al Jazeera.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lebanon sebelumnya mengumumkan, 5.000 tentara siap sedia ditempatkan di perbatasan sebagai bagian dari kesepakatan.

Sebuah komite beranggotakan lima negara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) akan bertugas guna memastikan kedua pihak mematuhi poin kesepakatan gencatan senjata.

Hizbullah sebelumnya sudah menyetujui proposal gencatan senjata yang diusulkan AS.  Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri betindak sebagai wakil Huzbullah dalam proses negosiasi.

Topik Menarik