Setelah Lebanon, Joe Biden Genjot Gencatan Senjata di Gaza
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membidik gencatan senjata di Jalur Gaza setelah Lebanon. Oleh karena itu pemerintahannya akan berkoordinasi erat dengan Turki, Mesir, Qatar, serta negara lain dalam beberapa hari mendatang, untuk mewujudkan penghentian perang.
Pemerintahan Biden juga melanjutkan kembali komunikasi dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Tujuan dari gencatan senjata juga untuk membebaskan semua sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza. Upaya tersebut, lanjut dia, juga untuk memastikan Hamas tak lagi berkuasa di Gaza setelah gencatan senjata.
"Selama beberapa hari mendatang, Amerika Serikat akan melakukan upaya lain bersama Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan negara-negara lain untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dengan pembebasan sandera dan diakhirinya perang tanpa Hamas berkuasa," kata Biden, dalam pernyataan di media sosial X, Rabu (27/11/2024).
Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Netanyahu telah mencapai kesepakatan dengan Biden untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan para sandera, termasuk warga AS.
Biden telah mengutus perwakilan untuk bekerja sama dengan Mesir, Qatar, dan Turki, serta pemain politik di kawasan.
Menurut Sullivan, AS telah menjalin kontak tidak langsung dengan Hamas untuk membicarakan gencatan senjata. Bahkan kontak sudah terjalin sejak beberapa pekan lalu.
"Telah terjadi kontak tidak langsung yang berkelanjutan melalui para mediator dengan Hamas dalam beberapa pekan terakhir. Kita saat ini yakin, setelah gencatan senjata di Lebanon tercapai, tekanan terhadap Hamas untuk mencapai kesepakatan akan semakin meningkat," kata Sullivan.
Namun dia tidak bisa memprediksi kapan gencatan senjata akan terjadi. Sullivan hanya menjamin pemerintah AS mengerahkan segala upaya maksimal.
Biden sebelumnya mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hizbullah. Poin kesepakatan mencakup penarikan pasukan tentara Israel dari Lebanon dalam waktu 60 hari.
Tentara Nasional Lebanon akan dikerahkan ke perbatasan dengan Israel untuk menjaga wilayah selatan. Sementara Hizbullah ditarik mundur sejauh 30 km dari perbatasan atau di belakang Sungai Litani.