Gencatan Senjata di Lebanon, Hizbullah: Israel Gagal Mencapai Tujuan Perang!
BEIRUT, iNews.id - Hizbullah merayakan gencatan senjata di Lebanon dengan menyebut kesepakatan tersebut sebagai kemenangan besar atas Israel. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dianggap gagal mencapai tujuan perang mereka yang dimulai sejak Oktober 2023.
Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata yang berlaku efektif pada Rabu (27/11/2024) pukul 04.00 waktu setempat.
"Perlawanan yang terhormat telah berlanjut tanpa pamrih selama lebih dari 13 bulan dan berhasil mencapai kemenangan atas musuh. Kata terakhir diserahkan kepada garis depan, di mana para pejuang yang bersungguh-sungguh mampu menggagalkan rencana musuh serta mengalahkan pasukannya," bunyi pernyataan Hizbullah, seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (28/11/2024).
Disebutkan, Hizbullah telah melakukan 4.637 operasi militer terhadap pasukan Israel sejak Oktober 2023. Intensitas serangan ditingkatkan sejak September lalu sebagai respons atas bom pager dan walkie talkie.
Sejak 17 September, Hizbullah melakukan rata-rata 23 operasi serangan setiap hari.
"Serangan itu menargetkan markas besar tentara musuh, kota-kota Israel, dan permukiman, baik di perbatasan maupun di luar Tel Aviv. Selain itu, gerakan menimbulkan kekalahan dalam pertempuran, dan menunjukkan perlawanan heroik atas upaya untuk melakukan operasi darat ke wilayah Lebanon," demikian isi pernyataan.
Hizbullah lalu menegaskan para pejuangnya tetap dalam kondisi siaga tempur penuh untuk merespons kemungkinan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata oleh Israel.
Kabinet Keamanan Israel pada Selasa (26/11/2024) menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah dengan suara mayoritas 10 melawan 1 yang menentang.
Dalam penjelasannya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata itu perlu agar militernya bisa fokus berperang di Jalur Gaza serta mengahdapi Iran.
Kesepakatan gencatan senjata mencakup penarikan pasukan Israel dari Lebanon dalam waktu 60 hari. Kendali di perbatasan akan diserahkan kepada Tentara Nasional Lebanon, sementara Hizbullah harus mundur sekitar 30 km dari perbatasan atau melintasi Sungai Litani.
Sebuah komite internasional yang dipimpin oleh AS akan dibentuk untuk memantau kesepakatan gencatan senjata.