Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Alot, Paspampres Tak Izinkan Penyidik Masuk

Penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Alot, Paspampres Tak Izinkan Penyidik Masuk

Terkini | inews | Jum'at, 3 Januari 2025 - 11:19
share

SEOUL, iNews.id - Penangkapan Presiden Korea Selatan (Korsel) dimakzulkan Yook Suk Yeol, Jumat (3/1/2025), berlangsung alot. Pasukan pengawalan kepresidenan (paspampres) Korsel, Dinas Keamanan Presiden (PSS), mencegah petugas dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) dan polisi untuk menangkap Yoon.

Para penyidik tersebut hendak menangkap Yoon terkait surat perintah perintah penangkapan yang dikeluarkan pengadilan pada pekan lalu. Pasalnya Yoon tiga kali mangkir dari pemeriksaan terkait penyelidikan seputar penerapan status darurat militer pada 3 Desember lalu.

Mereka hendak masuk untuk bertemu Yoon, menunjukkan surat perintah penangkapan lalu, membawanya untuk ditahan. Selain itu petugas juga akan menggeledah kediaman dinas presiden tersebut.

Namun kepala PSS Park Chong Jun menolak para penyidik masuk dengan alasan area yang mereka masuki terlarang dan dijaga ketat. Pertugas sudah memasuki gerbang kediaman Yoon dan melewati pintu pengamanan pertama dan kedua, namun ditolak saat memasuki rumah dinas tesebut.

"Jaksa dan penyidik ​​CIO terlibat kebuntuan dengan Dinas Keamanan Presiden di depan kediaman setelah melewati penghalang pertama dan kedua," kata seorang pejabat kepolisian.

CIO memiliki waktu hingga Senin pekan depan untuk melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon. Dia dijerat dengan beberapa tuduhan, yakni pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan terkait dengan penerapan status darurat militer pada 3 Desember.

Proses eksekusi sebenarnya sudah akan dilakukan sejak akhir pekan lalu. Namun ribuan pendukung berkumpul di luar kediaman dinas Yoon di Seoul untuk melindunginya sambil berdemonstrasi menentang pemakzulan.

Ribuan pendukung berkumpul di luar kediaman dinas Yoon dalam beberapa hari terakhir. Beberapa demonstrasi dibubarkan secara paksa oleh polisi dengan menyeret mereka dari lokasi.

Para pengamat mengatakan, mengeksekusi surat perintah penangkapan pada Sabtu atau Minggu sangat berisiko karena jumlah pendukung yang datang semakin banyak. Sementara jika dilakukan pada Senin akan terlalu dekat dengan batas waktu.

CIO menggandeng kepolisian dan unit investigasi kementerian pertahanan untuk melakukan penyelidikan bersama terhadap Yoon. Anggota CIO yang dikerahkan ke kediaman Yoon berjumlah 30 orang yang didukung oleh 120 personel kepolisian. 

Sementara itu tim pembela hukum Yoon menyebut surat perintah penangkapan itu ilegal.

Seorang pengacara, Yun Gap Geun, mengatakan akan melakukan tindakan hukum terhadap upaya CIO tersebut.

Polisi menegaskan jika paspampres atau pendukung Yoon mencoba menghentikan CIO melakukan tugasnya menangkap Yoon, pihaknya akan menahan mereka atas tuduhan menghalangi tugas resmi.

Topik Menarik