Rupiah Hari Ini Ditutup Loyo ke Level Rp16.201 per Dolar AS

Rupiah Hari Ini Ditutup Loyo ke Level Rp16.201 per Dolar AS

Ekonomi | inews | Rabu, 8 Januari 2025 - 16:22
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 68 poin atau 0,42 persen ke level Rp16.201 per dolar AS. Hal ini sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Menurut Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal, yaitu data lowongan kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja.

"Pembacaan tersebut muncul beberapa hari sebelum data utama penggajian nonpertanian untuk bulan Desember, yang akan memberikan isyarat yang lebih pasti di pasar tenaga kerja minggu ini," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (8/1/2025).
Ia pun memperkirakan mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya bergerak fluktuatif dan ditutup melemah direntang Rp16.200 - Rp16.270 per dolar AS.

Data indeks manajer pembelian yang kuat untuk bulan Desember juga memicu kekhawatiran atas inflasi AS yang kuat. Inflasi yang kuat dan kekuatan di pasar tenaga kerja diperkirakan akan memberi Federal Reserve lebih sedikit dorongan untuk memangkas suku bunga, dengan bank telah memperingatkan hal itu selama pertemuannya di bulan Desember. Komentar hawkish dari pejabat Fed menegaskan kembali gagasan ini di awal minggu.

China juga akan merilis angka inflasi untuk Desember pada hari Kamis, memberikan isyarat ekonomi lainnya bagi negara tersebut karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan pengeluaran fiskal tahun ini untuk mendukung perekonomian, terutama dalam menghadapi hambatan terkait perdagangan dari pemerintahan Trump.

Selain itu, Pejabat China mengecam keputusan pemerintah AS awal minggu ini untuk menambahkan raksasa teknologi Tencent Holdings Ltd (HK:0700) dan pembuat baterai Tesla Inc  Contemporary Amperex Technology  ke dalam daftar hitam perusahaan yang memiliki hubungan dengan militer AS.

Langkah tersebut akan semakin memperburuk hubungan antara ekonomi terbesar di dunia tersebut, dan terjadi saat Trump yang baru bersiap untuk mengenakan tarif perdagangan yang tinggi pada negara tersebut. Trump telah membantah laporan awal minggu ini bahwa pemerintahannya akan mengenakan tarif yang tidak terlalu ketat seperti yang diisyaratkan sebelumnya.

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar 155,7 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan pada akhir November 2024 sebesar 150,2 miliar dolar AS. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Sedangkan, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.

BI juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selanjutnya, prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Topik Menarik