Ahli Farmakologi UGM Tegaskan Obat Cacing Belum Disetujui untuk Terapi Kanker
JAKARTA, iNews.id - Ramai di media sosial obat cacing diklaim dapat menyembuhkan kanker stadium 4. Obat cacing yang dimaksud adalah Ivermectin dan Fenbendazole.
Mel Gibson, artis Hollywood, bahkan bersaksi bahwa Ivermectin dan Fenbendazole benar-benar menghilangkan kanker dari tubuh tiga temannya yang sakit kanker stadium 4. Pernyataan itu disampaikan secara terbuka di podcast Joe Rogan belum lama ini.
Di media sosial, beberapa netizen juga ramai membahas obat cacing ini yang diklaim ampuh menyembuhkan kanker stadium 4. Luar biasanya, kanker jenis apa pun diklaim bisa 'dihajar' oleh kedua obat tersebut.
Namun, Ahli Farmakologi Universitas Gadjah Mada Prof Zullies Ikawati mewanti-wanti agar tidak menelan informasi tersebut mentah-mentah, apalagi sampai percaya sepenuhnya lalu hanya mengandalkan obat cacing untuk terapi kanker.
Sebab, hingga saat ini obat cacing belum direkomendasikan untuk terapi kanker. Ivermectin dan Fenbendazole juga tidak direkomendasikan tanpa konsultasi dengan dokter atau ahli onkologi pasien.
"Penggunaan obat Ivermectin dan Fenbendazole sebagai pengobatan kanker belum disetujui dan tidak direkomendasikan tanpa konsultasi dengan dokter atau ahli onkologi," kata Prof Zullies saat dihubungi iNews.id, Rabu (15/1/2025).
Prof Zullies menegaskan, Fenbendazole dan Ivermectin memang menunjukkan potensi sebagai agen anti-kanker, tapi pada level pengujian laboratorium dan studi praklinis. "Itu pun dilakukan pada model hewan," terangnya.
Klaim potensial itu juga masih dalam tahap penelitian dan belum cukup bukti untuk mendukung penggunaannya sebagai terapi kanker pada manusia.
Fakta yang perlu diketahui bersama, kata Prof Zullies, adalah dosis yang digunakan dalam penelitian ini sering kali jauh lebih tinggi daripada dosis aman untuk manusia.
Dengan kata lain, bagi pasien kanker penting untuk tetap berpegang pada pengobatan yang telah terbukti secara klinis.
"Lalu, tetaplah berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mencoba terapi alternatif," tambah Prof Zullies.
Lebih lanjut, menurut laporan Healthline yang dikutip India Times, para ahli sepakat bahwa obat Ivermectin dan Fenbendazole masih jauh dari pengobatan yang mapan untuk kanker. Peran obat tersebut dalam onkologi masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung dan diperlukan kehati-hatian dalam menilai obat ini untuk terapi kanker.
"Meninggalkan pengobatan kanker yang konvensional demi terapi eksperimental dapat mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan," ungkap laporan tersebut.