7 Fakta PMI Ditembak Aparat Maritim Malaysia, Nomor 4 Mengejutkan!

7 Fakta PMI Ditembak Aparat Maritim Malaysia, Nomor 4 Mengejutkan!

Terkini | inews | Senin, 27 Januari 2025 - 06:08
share

JAKARTA, iNews.id - Sebanyak lima Warga Negara Indonesia (WNI) ditembak aparat maritim Malaysia, Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) lalu. Satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka akibat insiden itu. 

Terungkap, kelima WNI itu merupakan pekerja migran Indonesia. Pemerintah Indonesia pun mendesak Malaysia mengusut tuntas kasus itu. 

"Kementerian P2MI mendesak pemerintah Malaysia melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini, dan juga mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM apabila terbukti melakukan tindakan kekuatan berlebihan atau excessive use of force," ujar Wakil Menteri P2MI Christina Aryani di Kantor Kementerian P2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2025).

Fakta 5 PMI Ditembak Aparat Maritim Malaysia

1. 1 Tewas, 4 Luka-luka

Berdasarkan laporan yang diterima, penembakan itu terjadi saat petugas patroli APMM mendapati adanya kapal berisi lima PMI melintas di perairan Tanjung Rhu, Malaysia pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 dini hari.

Selain menewaskan satu PMI, kata Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, peristiwa itu melukai empat lainnya. Satu korban luka dalam kondisi kritis, sedangkan tiga lainnya dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia.

Kementerian P2MI mengucapkan duka mendalam atas meninggalnya korban. P2MI juga memantau kesembuhan empat orang lainnya yang terluka.

2. Pemerintah Indonesia Kecam Penembakan

Christina menegaskan pemerintah Indonesia mengecam penembakan tersebut. 

"Kementerian P2MI mengecam tindakan atau penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh otoritas Maritim Malaysia (APMM) terhadap lima PMI, yang menyebabkan satu korban meninggal dunia, empat lainnya luka-luka," ujar Christina.

3. Desak Malaysia Usut Tuntas

Christina juga mendesak pemerintah Malaysia mengusut tuntas peristiwa tersebut.

"Kementerian P2MI mendesak pemerintah Malaysia melakukan pengusutan terhadap peristiwa ini," tutur dia.

4. Diduga Terjadi Excessive Use of Force

Christina menduga terjadi penggunaan kekuatan berlebihan alias excessive use of force dalam insiden itu. Dia pun menuntut sanksi tegas kepada aparat maritim Malaysia jika terbukti melakukan excessive use of force.

"Mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM apabila terbukti melakukan tindakan kekuatan berlebihan atau excessive use of force," tegas dia.

5. 5 WNI Diduga PMI Ilegal

Christina mengungkapkan kelima WNI itu diduga merupakan pekerja migran unprocedural atau ilegal.

"Jadi kan ini di perairan Tanjung Rhu, bisa jadi mereka tengah meninggalkan Malaysia, status mereka diduga unprocedural, atau dari Indonesia menuju Malaysia," ujar Christina.

Pasalnya, kata dia, kelima WNI itu tidak membawa data diri. Kementerian P2MI hingga kini masih menelusuri data-data korban dan pihak keluarga dibantu atase polisi di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia. 

Dia menuturkan PMI yang masuk atau pun meninggalkan Malaysia secara ilegal melintas dari kawasan Sumatera, seperti Medan atau Tanjung Balai.

"Jadi kalau kita lihat pelintasan ini biasanya itu bisa pergi ke Medan ya Tanjung Balai, daerah-daerah sekitar Sumatera, ini adalah salah satu alur yang biasa digunakan oleh pekerja migran unprocedural," tuturnya.

6. Diduga Terjadi Perlawanan sebelum Penembakan

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebut penembakan itu dilakukan lantaran para PMI diduga melawan saat akan keluar melalui jalur ilegal.

“Berdasarkan komunikasi KBRI dengan PDRM (Polis Diraja Malaysia) didapat konfirmasi bahwa benar pada tanggal 24 Januari 2025 telah terjadi penembakan oleh APMM (Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia) terhadap WNI yang diduga akan keluar Malaysia melalui jalur ilegal,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, Minggu (26/1/2025).

Dia menuturkan, pihaknya masih mendata lebih lanjut terkait jumlah korban penembakan tersebut.

“Dalam insiden tersebut, 1 WNI meninggal dunia dan beberapa luka-luka. Data para korban masih terus didalami,” jelas dia.

7. KBRI Kirim Nota Diplomatik ke Pemerintah Malaysia

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur mengirimkan nota diplomatik untuk meminta peristiwa tersebut diselidiki. 

“KBRI juga akan mengirimkan nota diplomatik untuk mendorong dilakukannya penyelidikan atas insiden tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan excessive use of force,” kata Judha.

Dia menerangkan, KBRI juga akan meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban. Dia menegaskan pihaknya akan memonitor terus insiden tersebut.

“Atas insiden ini, KBRI telah meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah dan menemui para korban luka,” ucap dia.

Topik Menarik