Trump Klaim Perdamaian Rusia-Ukraina Semakin Dekat
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim perdamaian Rusia dan Ukraina semakin dekat. Pernyataan itu disampaikan setelah para pemimpin Eropa dan Ukraina melakukan pertemuan di Berlin, Jerman.
Trump telah berbicara panjang dengan berbagai pihak, termasuk para pemimpin Eropa untuk fokus membahas perang di Ukraina.
"Kami melakukan percakapan sangat baik dengan para pemimpin Eropa 1 jam lalu, banyak di antaranya terkait dengan perang Rusia dan Ukraina," kata Trump, kepada wartawan di Gedung Putih, Senin (15/12/2025) waktu setempat.
Trump memastikan pembicaraan berjalan dengan baik, mencari solusi untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung sejak Februari 2022.
Pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta para pemimpin Jerman, Italia, Finlandia, Prancis, Inggris, Polandia, Norwegia, Denmark, Belanda, serta NATO, berjalan dengan terkoordinasi dan substantif.
"Sekali lagi, saya kira semuanya berjalan cukup baik," ujarnya.
Mobil Listrik dengan Sistem Tukar Baterai Diterapkan pada Taksi Online di China, Ini Keuntungannya
Trump menekankan dampak kemanusiaan dari konflik Rusia-Ukraina, mengutip angka korban jiwa baru-baru ini. Dia lalu mengulangi lagi pernyataannya bahwa perang Rusia dan Ukraina seharusnya tak pernah terjadi.
Trump juga telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seraya menyarankan Rusia cenderung untuk mencapai penyelesaian.
“Kami melakukan banyak pembicaraan dengan Presiden Putin dari Rusia, dan saya kira kita sekarang lebih dekat (dengan perdamaian) dibandingkan sebelumnya,” katanya.
Meski demikian dia memperingatkan kemajuan masih rapuh dan bisa berubah setiap saat.
“Masalahnya adalah mereka (Rusia) ingin mengakhirinya, kemudian tiba-tiba tidak mau. Ukraina ingin mengakhirinya, dan tiba-tiba mereka tidak mau,” ujarnya.
Dia menggambarkan skala kehancuran perang Rusia-Ukraina belum pernah terjadi sebelumnya di masa Eropa modern.
“Ketika Anda kehilangan 25.000 hingga 30.000 orang, sebagian besar tentara, juga penduduk kota-kota seperti Kiev dan tempat lain di seluruh Ukraina, itu sangat buruk,” tuturnya.
Perang di Ukraina, kini memasuki tahun keempat, merupakan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, mengubah pasar energi global, rantai pasokan makanan, dan aliansi keamanan.
Amerika Serikat dan sekutu NATO telah memberikan dukungan militer dan keuangan untuk Ukraina, sementara upaya diplomatik untuk menghentikan pertempuran semakin intensif di tengah meningkatnya kerugian di medan perang.










