Polisi di Garis Depan Bencana: Bertaruh Nyawa, Membawa Harapan
JAKARTA, iNews.id - Di tengah dentuman tanah longsor yang meluluhlantakkan wilayah Sumatra, seorang polisi wanita (polwan) berdiri di antara puing dan lumpur. Ia menahan panik yang sama seperti warga lainnya.
Rumahnya hancur, hartanya tertimbun tanah hanya dalam waktu singkat. Namun, Brigadir Polisi Mei Indah Naibaho memilih melangkah ke arah lain,menuju rumah tetangganya.
Di sana, seorang ibu dan dua balita terjebak. Tanpa sempat menyelamatkan apa pun selain perlengkapan susu bayi dan pakaian yang tergantung di jemuran, ia menggendong mereka keluar dari ancaman maut.
Pada hari itu, di Tapanuli Tengah, jiwa Bhayangkara hadir bukan lewat seragam, melainkan lewat keberanian mengutamakan nyawa orang lain di atas miliknya sendiri.
Bencana yang menerjang tiga provinsi di Sumatra, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat telah menewaskan setidaknya 1.090 orang per Sabtu (20/12/2025). Sementara itu, 186 orang lainnya masih dilaporkan hilang.
Sejak awal mula terjadinya bencana, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjadi salah satu institusi yang bergerak cepat. Sebanyak 11.625 personel dikerahkan untuk membantu penanganan bencana di berbagai wilayah terdampak.
Tak cuma itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan kapal untuk dikirim ke daerah terdampak.
"Dan selanjutnya ini nanti digunakan untuk mengangkut logistik yang akan kita salurkan ke wilayah-wilayah yang terdampak. Kemudian kita juga mengirimkan K-9 untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar," ucap Sigit pada Senin (15/12/2025).
Seragam Cokelat Jadi Simbol Harapan Warga Sumatra
Kepolisian tak henti-hentinya bekerja demi pemulihan wilayah bencana. Polri hadir sebagai wajah nyata kehadiran negara saat rakyat sangat membutuhkan.
Asisten Utama Operasi (Astamaops) Kapolri, Komjen Pol Mohammad Fadil Imran dalam arahannya mengatakan penugasan ke wilayah bencana merupakan misi kemanusiaan.
Oleh karena itu, ia meminta setiap petugas yang berjibaku di lapangan tetap menjaga keselamatannya. Mereka, polisi juga manusia yang berada di garis depan.
Pramono Sebut Jakarta Tetap Jadi Pusat Ekonomi Nasional: Investasi Naik Jadi Rp204,13 Triliun
"Bencana adalah situasi dinamis. Laksanakan tugas sesuai SOP (standar operasional prosedur), jaga kesehatan, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama," ucap Fadil pada Selasa (16/12/2025).
Salah satu bentuk negara hadir lewat sosok polisi juga dilakukan para petugas di lokasi bencana. Meski lelah, siang-malam mereka melakukan patroli untuk mencari korban hilang.
Mereka juga memastikan bahwa korban selamat mendapatkan dukungan psikologis yang baik untuk memulihkan traumanya. Anggota polisi menjadi figur pertama yang hadir dan bertahan hingga kondisi benar-benar pulih.
Kapolri Sigit tak lupa memberikan motivasi dan apresiasi jajarannya yang terdampak bencana alam namun tetap melaksanakan tugas sebagai bentuk pengabdian.
“Di tengah musibah tersebut, rekan-rekan tetap melaksanakan tugas dan pengabdian kepada masyarakat. Ini adalah bentuk loyalitas dan pengabdian yang luar biasa,” ujar Sigit pada Kamis (18/12/2025).
Bahkan, ia berjanji tak akan meninggalkan jajarannya yang menjadi korban bencana dan memberikan bantuan kepada mereka.
Di tengah bencana, Polri menunjukkan bahwa kekuatan negara bukan hanya pada kewenangan, tetapi pada empati. Sebab, bagi mereka yang kehilangan segalanya, kehadiran polisi menjadi secercah harapan untuk bangkit kembali.








