Silsilah Keluarga Prabowo, Siapa Ayah dan Kakek Buyutnya yang Berdarah Biru?

Silsilah Keluarga Prabowo, Siapa Ayah dan Kakek Buyutnya yang Berdarah Biru?

Nasional | okezone | Senin, 28 Oktober 2024 - 13:36
share

JAKARTA - Prabowo Subianto sudah sepekan menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia. Namun, latar belakang keluarganya masih menyedot perhatian.

Prabowo merupakan orang dengan latar keturunan ningrat atau biasa disebut "darah biru". Dalam video dokumenter rilisan Gerindra, pria kelahiran 17 Oktober 1951 itu merupakan anak dari Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar.

Silsilah keluarga Prabowo berdarah ningrat dimulai dari Sultan Agung ke Raden Adipati Mangkuprojo, Raden Tumenggung Indrajik Kartonegoro, Raden Tumenggung Kertanegara atau Raden Banyak Wide, dan Raden Kartoatmojo. Dia merupakan keturunan ke-8 Trah Sultan Agung Mataram dan Kesultanan Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono (HB) I.

Raden Kartoatmojo kemudian menikah dengan bangsawan dari Kesultanan Yogyakarta RA Djojoatmojo.RA Djojoatmojo adalah keturunan ke-4 dari Sultan Hamengkubuwono I. Buah dari pernikahan tersebut, berlanjut ke keturunan Raden Tumenggung Mangkuprojo dan berikutnya Raden Mas Margono Djojohadikusumo.

Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Ia adalah kakek Prabowo. Di era Orde Baru, keluarga Prabowo merupakan salah satu tokoh penting.

Prabowo adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yakni Biantiningsih Miderawati Djiwandono, Marjani Ekowati Lemaistre, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Ayahnya, Soemitro adalah seorang ekonom dan politik.

Soemitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset baik selama era Orde Lama maupun Orde Baru. Selain itu, pernah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dari 1951 hingga 1957. 

Menukil wikipedia, Soemitro bergabung dalam Partai Sosialis Indonesia sebelum menjabat Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Natsir. Ia menjadi pencetus program Benteng, dan meluncurkan sejumlah kebijakan ekonomi yang mengarahkan Indonesia ke proses industrialisasi. 

 

Kemudian, menjabat Menteri Keuangan dalam Kabinet Wilopo dan Kabinet Burhanuddin Harahap sambil mengembangkan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai dekannya yang kedua. Selama Orde Lama, Soemitro merupakan salah satu menteri yang mendukung masuknya modal dan investor asing ke Indonesia. 

Hal inilah yang membuatnya ditekan oleh Soekarno dan politisi-politisi Partai Komunis Indonesia selama era Djuanda, yang menyebabkan Soemitro bergabung ke Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra. Peranan Soemitro dalam PRRI dilakukan dari luar Indonesia melalui aktivitasnya menggalang dana dan dukungan luar negeri. 

Setelah PRRI ditumpas, Soemitro tidak pulang hingga 1967. Pada tahun 1957 terjadi pemberontakan PRRI sehingga Soemitro membawa semua keluarganya untuk mengungsi ke Padang menggunakan pesawat Dakota DC-3 yang ditumpanginya.

Kecurigaan pemerintahan Soekarno kepada Soemitro atas keterlibatan dirinya dalam gerakan pemberontakan tersebut membuatnya harus membawa keluarganya pindah ke Singapura pada 1958. Prabowo, kemudian melanjutkan pendidikannya di British Elementary School di Singapura.

Pada 1962, Terjadi gejolak politik negara Singapura yang pada saat itu lebih memilih menjaga hubungan baik dengan Presiden Soekarno. Sehingga mengharuskan Prabowo bersama keluarga pindah ke Hongkong.

 

Prabowo akhirnya melanjutkan pendidikan bersama saudaranya di Glenealy Junior School di Hongkong. Dua tahun kemudian, kedua orangtua Prabowo memutuskan untuk pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Prabowo menghabiskan masa sekolah menengah di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris. Usia kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, Soemitro kembali memboyong keluarganya pulang ke Indonesia.

Soeharto mengundangnya kembali ke Indonesia. Kemudian, diangkat menjadi Menteri Perdagangan dan Industri, dan lalu menjadi Menteri Riset.

Pada 1970, Prabowo mendaftarkan diri di Akademi Militer Magelang dan lulus pada 1974 dari Akademi Militer. Pada 1976, Prabowo ditugaskan sebagai Komandan Pleton Para Komando Group I Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Prabowo sempat menikahi Siti Hediati atau Titiek Soeharto, dengan anak dari Soeharto. Dari pernikahannya, melahirkan anak Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit. Namun, Prabowo dan Titiek harus berpisah dengan alasan yang belum jelas, namun ada yang menyatakan karena alasan politik pada 1998.

Prabowo akhirnya terjun ke politik dan mendirikan Partai Gerindra yang kini mengantarkannya menjadi Presiden ke-RI dengan masa bakti 2024-2029.

Topik Menarik