KALEIDOSKOP 2024: Duka Letusan Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki

KALEIDOSKOP 2024: Duka Letusan Dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki

Nasional | okezone | Minggu, 29 Desember 2024 - 07:00
share

GUNUNG Lewotobi Laki-Laki masih terus mengalami erupsi hingga sekarang. Namun, letusan dahsyat terjadi pada Minggu 3 November 2024 yang memakan banyak korban.

Pada tengah malam, gunung yang berada Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami kenaikan kegempaan vulkanik. Situasi mendadak mencekam.

Letusan berlangsung selama 1.450 detik sebagaimana pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sejumlah desa terdampak akibat aktivitas gunung dengan ketinggian 1.584 mdpl itu dan membuat sejumlah bandara tutup sementara.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, 6 desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang.

"Pada Kecamatan Ile Bura, ada 4 desa terdampak, yaitu di Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita, sedangkan di Kecamatan Titehena berpengaruh pada empat desa, yaitu Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang dan Watowara," katanya 4 November 2024 silam.

10 Orang Dilaporkan Meninggal

Pasca-letusan, upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban terdampak terus dilakukan. Data dari Badan Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas yang berbasis di Maumere memutakhirkan data korban meninggal menjadi 10 orang.

"Dari jumlah korban tersebut, 9 warga berhasil dievakuasi petugas SAR, dan 1 lagi masih berada di reruntuhan. Sedangkan pos pengungsian telah disiapkan BPBD yang tersebar di 3 pos pengungsian, di antaranya berada di Desa Konga, Lewolaga, dan Tietehena," kata Muhari.

 

Sementara 63 orang terluka yang terdiri dari 31 orang luka berat dan 32 orang luka ringan. Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sebanyak 13.137 orang mengingat letusan juga merusak rumah warga radius area 7 Kilometer dari puncak gunung. Ditambah dengan adanya hujan abu yang mengguyur kawasan tersebut.

BNPB menyebutkan para pengungsi dari berbagai daerah yakni, Kecamatan Titehena 864 orang; Kecamatan Wulanggitang 1.506 orang; Kecamatan Ile Bura 177 orang; Kecamatan Demon Pagong 331 orang; Kecamatan Larantuka 672 orang. Kemudian, Kecamatan Ile Mandiri 145 orang; Pulau Adonara 91 orang; Pulau Solor: 18 orang.

Kabupaten Sikka 2.090 orang; Poslap Konga 1.825 orang; Poslap Bolang 764 orang; Poslap Lewologa 1.669 orang; Poslap Eputobi 1.046 orang; Poslap Kobasema 690 orang; Poslap Ile Gerong 394 orang;  Poslap Kab. Sikka: 790 orang.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat dengan nomor BPBD.300.2.2.5/24/BID.KL/XI/2024, Bencana Alam Erupsi Gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Status tersebut berlaku mulai 4 November sampai 31 Desember 2024.

Relokasi Pengungsi

Pemerintah menyiapkan tiga lokasi untuk merelokasi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki. Setidaknya ada dua opsi skema relokasi.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, opsi pertama, relokasi terpusat, di mana pemerintah menyediakan lahan dan rumah siap huni bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal baru.

“Sementara itu, opsi kedua adalah relokasi mandiri, di mana pemerintah akan membangunkan rumah bagi warga di tanah mereka sendiri, dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang disiapkan oleh pemerintah,” ujarnya, Kamis 21 November 2024.

 

Tiga lokasi potensial untuk relokasi warga terdampak erupsi telah diajukan pemerintah daerah. Lokasi pertama adalah Botongkarang/Noboleto, yang dapat diakses dengan kendaraan roda dua, dan cocok untuk relokasi warga dari Desa Dulipali, Desa Nobo, dan Klatanlo. Lokasi ini berada di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Lewotobi, sehingga dinilai aman.

Lokasi kedua Wukoh Lewoloroh, yang terletak di perbatasan Flores Timur dan Sikka. Relokasi di kawasan hutan lindung ini akan mencakup Desa Boru, dan Hokeng Jaya. Lokasi ini berada di pinggir jalan raya dan memiliki lahan yang biasa digunakan untuk berkebun. Namun, relokasi di lahan ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan.

Lokasi ketiga Kojarobet di Desa Hewa, yang diusulkan untuk relokasi warga Desa Nawokote. Ketiga lokasi ini telah dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga yang akan direlokasi.

Presiden Prabowo Subianto sendiri menggelar rapat terbatas (ratas) terkait penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Selasa 12 November 2024 malam. Melalui video conference dari Amerika Serikat, Prabowo menginstruksikan pada pemerintah pusat dan daerah harus hadir untuk selamatkan warga terkait bencana tersebut.

“Pak Presiden berkali-kali menegaskan tadi, di awal, di tengah, juga di akhir, bahwa pemerintah pusat harus hadir menyelamatkan warga, melayani warga sebaik-baiknya, dan juga segera melakukan rehabilitasi, rekonstruksi, dan pemulihan ekonomi masyarakat," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Pratikno menyampaikan perintah Prabowo saat jumpa pers di Graha BNPB.

Sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta proses relokasi pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tidak dipersulit dengan proses yang berbelit-belit, baik soal birokrasi dan lainnya. Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan ke lokasi pengungsian terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Kamis 14 November 2024.

 

Gibran menegaskan, bahwa dalam proses pemilihan tempat relokasi juga harus berdialog terlebih dulu dengan warga. “Yang paling penting adalah tadi sudah disampaikan oleh pak menteri, proses relokasi yang nanti masih ada di survei beberapa tempat ya Pak ya. Pastikan dalam menentukan titik lokasi yang baru ini untuk lebih dulu berdialog dengan warga,” ujarnya.

Ia mengingatkan, agar jangan sampai lokasi yang dibangun malah tidak ditinggali oleh warga. Putra sulung Joko Widodo (Jokowi) itu juga menekankan jajarannya agar mematikan layanan fasilitas umum di lokasi relokasi.

“Jadi jangan sampai nanti sudah dibangun tapi tempatnya tidak ditinggali. Pastikan juga nanti dari pemangku wilayah, gubernur bupati, pastikan Fasum-nya juga siap,” pungkasnya.

Topik Menarik