Profil Fethullah Gulen Tertuduh Kudeta Turkiye yang Meninggal Dunia: Sempat Jadi Ulama Paling Berpengaruh di Dunia

Profil Fethullah Gulen Tertuduh Kudeta Turkiye yang Meninggal Dunia: Sempat Jadi Ulama Paling Berpengaruh di Dunia

Global | okezone | Selasa, 22 Oktober 2024 - 06:06
share

TURKIYE - Seorang ulama ternama yang dituduh mendalangi upaya kudeta terhadap Presiden Turkiye, Recep Tayyop Erdogan, Fethullah Gulen, dilaporkan meninggal dunia dalam pengasingannya di Amerika Serikat.

Dalam laporan AFP dan Reuters, Gulen meninggal di usianya ke 83 tahun karena sakit yang dideritanya. Tak disebutkan lebih lanjut soal penyakit apa yang menyebabkan Gulen meninggal.

Muhammad Fethullah Gulen lahir di Korucuk, Erzurum, Turkiye timur pada tanggal 11 November 1938. Selama ini, Gulen dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh di Turkiye dan juga di seluruh dunia.

Majalah paling populer di AS, majalah Foreign Policy menempatkan ulama kharismatik itu sebagai orang paling berpengaruh di dunia pada Mei 2008. Selain itu, majalah terkemuka lainnya, TIME juga meletakkan Gulen sebagai orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2013.

Gulen juga menerima Nobel Perdamaian Manhae 2013, Gandhi King Ikeda tahun 2015, Nobel Perdamaian 2011 dari Institut Timur Tengah yang berbasis di New York.

Berkat kerja keras Gulen, gerakan serta pemikirannya telah tersebar ke berbagai penjuru dunia terutama di Turkiye dan Asia Tengah. Karena itu, dalam khazanah intelektual Islam, nama Gulen bukanlah sosok baru.

Setelah terjadi perselisihan dengan Presiden Erdogan, pada tahun 1999, Gulen pergi mengasingkan diri dari Turkiye menuju Amerika Serikat (AS). Saat ini, Gulen menetap di Saylorsburg, Pennsyvlania.

 

Ideologi dan Pemikiran Pendiri Gerakan Hizmet

Berdasarkan ideologi pemikiran, Gulen dapat digolongkan sebagai seorang ulama moderat. Sebab, ia selama ini menganut mazhab Sunni dan fiqh Hanafi yang dikenal inklusif dan moderat.

Karena itu, Gulen mengutuk keras tindakan terorisme dan mendukung Islam moderat. Bahkan, Gulen sempat bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II di Vatikan pada 1990-an dan para pendeta Kristen di Turkiye untuk menjalin dialog lintas agama.

Sebagai ulama terkemuka, Gulen memiliki pengikut setia yang dikenal dengan Gulenists di Turkiye. Selama ini, gerakan Hizmet telah mendirikan ratusan sekolah, pusat bimbingan gratis, rumah sakit, dan sejumlah gerakan kemanusiaan yang beroperasi di lebih dari 100 negara.

Komitmen Gulen terhadap dialog dalam menyelesaikan konflik telah menginspirasi Gerakan Hizmet di seluruh dunia. Fethullah Gulen dan anggota Hizmet selama ini juga diketahui dengan komitmen mereka terhadap toleransi, demokrasi, antianarkisme, dan menentang agama dijadikan ideologi politik.           

Pada 1994, Gulen mengeluarkan pernyataan tegas bahwa Turkiye dan seluruh dunia harus menganut ajaran demokrasi karena tidak ada jalan lagi saat ini kecuali menerapkan demokrasi menjadi sebuah sistem di suatu negara.

Bahkan, pasca pemboman World Trade Center (WTC), Gulen mengecam keras tindakan tersebut dan menyebut “Seorang Muslim sejati bukanlah seorang teroris dan teroris tidak akan dapat menjadi seorang Muslim sejati”.

 

Pasca Kudeta Militer, Gulen Pelaku atau “Kambing Hitam” ?

Setelah gelombang kekerasan meningkat akibat kudeta militer, Presiden Erdogan langsung menunjuk Gulen sebagai dalang di balik rencana penggulingan pemerintah. Bahkan, Erdogan menyeru kepada Barack Obama agar mengekstradisi Gulen karena ia adalah pelaku utama di balik gerakan kudeta militer. 

Tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Gulen. Bahkan, ia kembali menuduh Erdogan dan anggota partai berkuasa berada di balik kudeta tersebut. Gulen menegaskan tidak sedikit pun ikut campur dalam aksi kudeta termasuk sebagai perencana.

Tindakan tersebut juga disangkal oleh para pendukung Gulen dari Alliance for Shared Values on Development di Turkiye . 

Topik Menarik