Gunung Runtuh di RD Kongo Ungkap Harta Karun Bernilai Jutaan Dolar

Gunung Runtuh di RD Kongo Ungkap Harta Karun Bernilai Jutaan Dolar

Global | okezone | Senin, 18 November 2024 - 12:13
share

JAKARTA - Sebuah gunung yang runtuh di wilayah Katanga, Republik Demokratik Kongo menungkap kandungan berton-ton tembaga. Momen runtuhnya gunung itu, dan orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri terekam kamera dan videonya menjadi viral di X.

Beberapa pengguna media sosial bereaksi terhadap video viral tersebut. Beberapa mempertanyakan mengapa dengan sumber daya alam yang begitu besar RD Kongo masih menjadi salah satu negara termiskin di Afrika, sementara yang lain berharap negara-negara Barat tidak datang untuk mengeksploitasi temaun tembagai baru ini.

Wilayah Katanga di RD Kongo terkenal akan kekayaan sumber daya mineralnya, menurut laporan Live mint. Wilayah ini terletak di sabuk tembaga Afrika, membentang sepanjang 450 km dari barat laut Luanshya, Zambia, hingga Katanga di Kongo.

Wilayah ini telah dikenal dengan penambangan tembaga skala besar selama lebih dari satu abad. Pada tahun 1950-an, Katanga merupakan wilayah penghasil tembaga terbesar di dunia. Saat ini, wilayah ini menyumbang lebih dari sepersepuluh endapan tembaga dunia, sebagian besar berasal dari endapan sedimen Prakambrium Akhir.

Cadangan tembaga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Zambia dan Kongo, menyediakan pembangunan infrastruktur dan lapangan kerja di wilayah tersebut. Menurut laporan sumber daya mineral di RD Kongo, terutama tembaga dan kobalt, bernilai sekira USD24 triliun.

Temuan berton-ton tembaga di Katanga ini, meski belum ada estimasi resmi, diperkirakan bernilai setidaknya jutaan dolar.

Namun, aktivitas pertambangan di wilayah tersebut menimbulkan kekhawatiran tertentu.

Penambangan kobalt dan tembaga skala besar di Kongo telah menyebabkan penggusuran paksa, pelanggaran hak asasi manusia, dan kekerasan seksual, menurut laporan Amnesty International yang dirilis pada 12 September 2023.

 

“Penggusuran paksa yang terjadi saat perusahaan berupaya memperluas proyek penambangan tembaga dan kobalt skala industri menghancurkan kehidupan dan harus dihentikan sekarang,” kata Agnès Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International.

“Masyarakat RD Kongo mengalami eksploitasi dan pelecehan yang signifikan selama era kolonial dan pascakolonial, dan hak-hak mereka masih dikorbankan saat kekayaan di sekitar mereka dirampas.” Callamard menambahkan.

Sumber daya tembaga dan kobalt sebagian besar diekstraksi untuk mengisi ulang baterai saat dunia bergerak menuju energi bersih. Meningkatnya permintaan akan teknologi energi bersih telah meningkatkan permintaan logam seperti tembaga dan kobalt yang dibutuhkan untuk baterai lithium-ion, yang digunakan untuk kendaraan listrik.

Topik Menarik