7 Fakta Stasiun Karet Bakal Ditutup, Penumpang KRL Turun di BNI City
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal menutup Stasiun Karet dalam waktu dekat. Menurut Erick, Stasiun Karet memiliki jarak yang berdekatan dengan Stasiun KRL sekaligus Stasiun Kereta Bandara BNI City dan Stasiun Sudirman.
Penutupan stasiun karet dilakukan untuk perbaikan ekosistem perkeretaapian agar lebih optimal. Dengan jarak yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City, keberadaan Stasiun Karet tidak efektif untuk naik dan turun penumpang.
“Ini yang tadi dibilang, kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet ditutup,” ujar Erick.
Berikut fakta mengenai rencana penutupan Stasiun Karet yang dirangkum Okezone, Minggu (5/1/2025).
Stasiun Karet Ditutup
1. Penutupan Segera Dilakukan
Hal senada juga diungkap Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha. Ia menilai Stasiun Karet berdekatan dengan Stasiun BNI City sehingga rencana penutupan stasiun tersebut perlu dijalankan.
"Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat," ucap Rudi.
2. Disesuaikan pada GAPEKA 2025
Lebih jauh Rudi mengungkap penurunan Stasiun Karet akan disesuaikan dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2025. Namun sayangnya ia tidak merinci kapan tepatnya penutupan bakal dilangsungkan, mengingat GAPEKA sendiri belum keluar.
3. KAI Commuter Koordinasi dengan Ditjenperkeretaapian
VP Corporate Communication KAI Commuter, Joni Martinus mengatakan, KAI Commuter bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.
4. Jumlah Penumpang Stasiun Karet dan BNI City
Berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.
“Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” tutur Joni.
5. Stasiun Karet Sudah Tidak Layak
Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.
Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, sehingga lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna.
6. Stasiun Karet Picu Kemacetan
Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan.
“Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” tegas Joni.
7. Tujuan Integrasi Stasiun Karet
Mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City menjadi salah satu upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta bandara.
KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta akan mengurangi waktu tempuh perjalanan dari 56 menit menjadi 40 menit dari stasiun pemberangkatan awal Manggarai.